"Ambu, mau jalan bersama aku?" pinta Kanaya.
Kanaya memaksaku menemaninya bermain ke tepi danau. Punggawa yang menemani kami agak keberatan, karena belum tentu aman. Tapi Ira menyakinkan tidak akan terjadi apa-apa. Dia juga menyiapkan senjata high voltase disetel dengan tegangan maksimal.
"Tak kan kubiarkan mereka mengambil cucuku," geramnya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â
"Naik Jip Terbang saja," usul Kapten Ginanjar."Aku yang nyetir. Akang juga ikut," katanya pada punggawa itu.
"Bagaiamana kalau pelesirnya tidak ke selatan, tetapi ke utara. Orang Atlantis tidak akan disana?"
"Ya, paling-paling ada harimau di hutan."
" Ke kawah gunung," usul Ira.
Aku juga ingin tahu seperti apa rupa kawah Tangkubanparahu yang hanya aku lihat di foto.
Kami berlima menumpang jip terbang melesat ke kawah Gunung Tangkubanparahu. Amboi pemandangan indah di perjalanan, hutan yang menghijau dengan sungai jernih mengalir. Kanaya takjub karena dia baru pertama terbang.
"Kita mendarat dulu, melihat dari dekat?" tanya Ira.