Pangdam VI Silwiangi Maydjen Ibrahim Adjie selaku Pepelrada Jawa Barat  dalam Surat Keputusannya tanggal 17 November 1965 telah memutuskan menyatakan PKI dengan segenap ormasnya  yang afiliasi padanya meliputi 51 organisasi bubar dengan sendirinya. Kegiatan-kegiatan lainnya dilarang.
Penangkapan dan Penyitaan
Sepanjang Oktober-November, anggota PKI yang loyalis, praktis diburu. Dudung salah seorang tokoh dan penggerak gerakan kontra revolusioner G 30 S di daerah Jabar telah berhasil ditangkap oleh pihak berwajib ketika  ia hendak melarikan diri ke Sumedang. Dia adalah pemilik Toko Buku Sebda  yang terletak di Jalan Oto Iskandar Di Nata Bandung.
Di samping itu yang berwajib telah menangkap seorang anggota Pemuda Rakjat bernama Sjamsudindan mengakus ebagai penjual buku pada toko buka Sebda.  Dia sering ke Jakarta untuk mengadakan hubungan dengan seorang penerbit, Hubungannya dengan penerbit untuk menyebarkan buku-buku ajaran komunis baik yang diterbitan  di luar negeri maupun dalam negeri.
Pihak berwajib berhasil menemukan ribuan buku-buku komunisme karangan Aidit dan terjemahan buku-buku komunis dari RRC. Â Buku-buku ini membakar hati para anggotanya dan mengenai rencana-rencana PKI di hari depan.
Menurut Sjamsudin setelah terjadinya pristiwa G 30 S, Dudung melarikan diri dari rumahnya dan tak diketahui pergi kemana. Dia melanjutkan sebelum terjadinya peristiwa G 30 S,  Dudung sering menghadiri pertemuan-pertemuan di CDB Jawa Barat , ia adalah salah seorang pengurus CDB Jawa Barat.  Setelah terjadi peristiwa G 30 S , toko buku tersebut masih memperdagangkan buku-buku  PKI, terutama karangan Aidit.  Menurut Sjamsudin atas perintah Dudung.
Dudung malah pernah berkata padanya, "kalau tentara berani, coba periksa. Jangan takut pasangkan terus. "
Pada Oktober  juga terjadi penyitaan. Sepuluh ton padi yang tadinya disediakan untuk menjamin pasukan G 30 S yang mengundurkan diri dari Jakarta telah berhasil disita  di rumah seorang anggota BTI d Desa Nagrek, Cibadak, Sukabumi. Padi tersebut ditemukan oleh massa rakyat progresif revolusioner yang tergabung dalam Komando Aksi Pengganyangan G 30 S.  Tokoh BTI tersebut kemudian diserahkan pada ABRI.
Sampai Rabu 17 November  di daerah DT II Tasikmalaya tiga kepala desa, 6 juru tulis Desa, 52 Punduh, 11 polisi desa, 4 amil, 65 RJ dan 475 RT, 9 pamong desa telah ditindak karena diduga baik langsung atau tidak langsung membantu G 30 S (16).
Aksi pembubaran diri terus berlanjut. Sebanyak 461 anggota SOBSI  Seksi Tekstil  di Bandung membubarkan diri. Para buruh itu berasal dari CV Dharma Nasional, CV Karya Djala, CV Pertekstilan Astuty Bandung, CV Pertekstilan Merdeka pada 8 November.  Mereka ramai-ramai mengutuk G 30 S.
Nyaris tak ada perlawanan dari PKI di Jawa Barat. Â Ada sebuah berita kecil, di Lembang, seorang anggota Ansor sekaligus polisi hutan bernama Sodik bin Elok dianiaya gerombolan orang tak dikenal hingga menderita luka berat pada Sabtu 20 November. Â Rakyat menuduh pengikut G 30 S pelakunya. Kalau pun pelakunya pengikut G 30 S.Â