Di perdesaan juga ada, tetapi biasanya didorong oleh sejumlah yayasan, LSM, serta orang-orang terdidik yang peduli pada petani. Beberapa desa memang menjadi desa mandiri, tetapi bukan menjadi mainstream.  Namun di banyak tempat masalah hama, bencana alam, ketiadaan pupuk, harga gabah, distribusi, Nilai Tukar Petani  masih menjadi masalah.
Bagaimana lagu Franky tentang kota? Satu lagu dia "Bis Kota" mungkin untuk Jakarta, bahkan Bandung juga sudah tidak relevan. Adanya Transjakarta dan taksi online merubah semua. Bis kota yang miring ke kiri oleh sesaknya penumpang yang bergelantungan tinggal sejarah.
Metromini antri di Blok M, masih ada, tapi kosong melompong. Â Namun lagu itu masih enak didengar untuk menghibur. Begitu juga lagu-lagu Franky tentang perdesaan, walaupun banyak sudah banyak perubahan, tetapi tetap menjadi pelipur lara dan enak didengar. Setidaknya bagi saya.
Irvan Sjafari
Tulisan Kedua untuk Hari Musik Nasional (walau terlambat).
Catatan Kaki:
- Untuk biografi Franky, saya mengutip  http://frankynjane.blogspot.co.id/p/biografi.html, https://id.wikipedia.org/wiki/Franky_Sahilatua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H