Saya menebak keberadaannya bukan saja pada transportasi warga Bandung, tetapi juga daya tarik wisata. Yang terakhir harus dipikirkan membangun budaya sadar wisata warga Bandung. Usaha homestay dengan biaya ekonomis bisa mendatangkan daya tarik bagi backpacker.
Dari parpol pendukung hingga saat ini baru Partai Nasdem yang menyatakan dukungannya terhadap Ridwan Kamil sebagai Gubernur DKI Jakarta. Seorang wartawan senior Usep Romli HM menyebutnya sebagai langkah terburu-buru. Nasdem adalah partai yang tidak populer di Jawa Barat terbukti hanya lima kursi di DPRD. Sementara Nasdem kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok juga menjadi perhatian warga Jabar. Pilgub Jawa Barat berbeda dengan DKI Jakarta. Nasdem sulit mencari kawan koalisi. Selain itu niat Nasdem juga tidak gratis, meminta Kang Emil ikut mendukung Jokowi pada 2019.
Gerindra sendiri sudah menyebut mendukung Ridwan Kamil kalau ia menjadi kader partai itu, sebuah syarat yang berat. Gerindra agak sulit bersanding dengan Nasdem. Begitu juga PKS, partai kedua yang mendukung Kang Emil waktu menjadi pilwakot Kota Bandung tampaknya lebih mengarah ke Netty Heryawan atau Deddy Mizwar. Gerindra juga menawarkan syarat mendukung Prabowo untuk 2019.
Saya tidak setuju Kang Emil diseret-seret untuk ikut persaingan Jokowi-Prabowo jilid II karena PIlgub Jawa Barat.
Dari argumen di atas rasanya saya sepakat dengan Relawan Kota Bandung bahwa kemajuan Kota Bandung saat ini harus dipertahankan dan perlu dua periode seperti Risma di Surabaya. Juru bicaranya Ben Wirawan mengungkapkan dua periode adalah masa ideal untuk menyempurnakan programnya. Dia juga menyebutkan masalah transportasi harus juga menjadi prioritas untuk dituntaskan dan itu perlu dua periode.
Masalahnya seorang pendukung keras Ridwan Kamil yang kerap menjadi kawan diskusi saya menyebutkan bahwa ada target yang lebih besar kalau jabatan Gubernur Jabar bisa didapatnya pada 2018 besok. Bukan tidak mungkin Kang Emil jadi alternatif calon Presiden pada 2024. Langkah lompat tangga. Tetapi kalau itu targetnya bukankah keberhasilannya memimpin Bandung bisa menjadi barometer? Jangankan 2024, peta politik 2019 –sekalipun diprediksi Jokowi masih kuat- bisa berubah.
Hingga saat ini walau saya bukan warga Bandung, tetapi mencintai Kota Bandung, saya berharap agar Ridwan Kamil lebih memilih menjadi calon Inkumbent di Pilwakot Bandung, di mana pendukungnya masih sangat besar, daripada Pilgub Jawa Barat yang masih cair. Ibarat pepatah jangan sampai melihat burung terbang tinggi di langit, punai di tangan dilepaskan.
Irvan Sjafari
Sumber:
Bimarsono, Aji, “Polemik Pemanfaatan Lahan” dalam Pikiran Rakyat, 22 Februari 2017.