Catatan Kaki dan Catatan Tambahan
1. Wawancara Ketua DPW IPPKINDO DKI Jakarta, Heri Sumantri 24 November 2015
2. Pikiran Rakyat 7 Maret 2016, saya crosscheck ke makalah penelitian yang ditulis oleh Eva Shelia Laksmi, Lia Yuldinawati dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom Bandung berjudul “ Pengaruh Kebutuhan Prestasi, Afiliasi, Dominasi, Dan Otonomi Terhadap Keberhasilan Usaha Enterpreneur Wanita di Kota Bandung: Studi pada Mitra Binaan Community Development PT. Telekomunikasi TBK Witel Jawa Tengah” file:///C:/Users/user2/Downloads/15.04.1745_jurnal_eproc.pdf diakses pada 7 Maret 2016. Jumlah 78 ribu ini fantastis mengingat Kadin Bandung sendiri pada 2014 hanya menyebutkan bahwa jumlah pengusaha yang terdaftar adalah 70 ribu adalah kurang 3% dari populasi kota Bandung 2,65 juta (itu termasuk skeitar 40 ribu pengusaha formal dan 30 ribu informal). http://kadinbandung.org/news/detail/Mencetak-Wirausaha-Baru. Jadi sebetulnya tidak ada database yang pasti berapa jumlah pengusaha sebenarnya ada di Kota Bandung, karena bisa saja tidak terdaftar di Kadin dan tidak ada keharusan. Jadi kalau disebutkan jumlah pengusaha ideal itu 2 % dari populasi cukup baik dan sebaiknya 8%, maka jumlah wirausaha di Kota Bandung saya prediksi bisa saja mencapai 4% dari populasi. Langkah Wali kota Bandung Ridwan Kamil mempermudah perzinan UKM akan lebih mempercepat pertumbuhan UKM sebetulnya terobosan bagus karena akan menekan angka pengangguran di Kota Bandung. Mungkin akan lebih baik lagi kalau UKM-UKM di Kota Bandung yang baru berkembang diperingan pajaknya karena mereka juga berperan menekan angka pengangguran.
3. Pikiran Rakyat, 16 Desember 2012
4. Keterangan Juru bicara HIjaber Community Bandung, Hanifa Paramitha Siswanti melalui SMS pada 20 Maret 2016.
5. Pikiran Rakyat 25 Maret 2014, Kompas 30 September 2014, lihat juga Irvan sjafari dalam “Busana Muslimah Terus Berkecambah” dalam Majalah Interview Plus edisi 008.20 Juli-19 Agustus 2013 mencatat bahwa beberapa brand utama busana muslimah berdiri sebelum kurun 2010. Di antaranya Up2Date yang didirikan oleh Tia Widjayati, Aju Isni Karim dan Irma Mutiara pada 2006 juga di antaranya berawal dari Bandung. Ketiganya punya latar belakang pendidikan perguruan tinggi. Begitu juga pendiri Polite Nutty Nurhayati berpendidikan ITB merintis bisnis di Bandung.
Sama halnya dengan Fenny Mustafa merintis Shafira pada 1989. Bisnis ini dibangunnya sejak 1989, berawal dari kos-kosan sejak dia masih menjadi mahasiswa tingkat dua di STKS Bandung, mellaui sebuah sanggar yang dikelola koperasi mahasiswa. Kemudian usahanya secara profesional di bawah naungan PT Shafira Laras Persada berkembang mendiriakn puluhan showroom dan outlet tidak saja di Bandung, tetapi juga di Jakarta, Surabaya dan kota-kota lain. Produk Shafira juga berkembang ke negara tetangga seperti Brunei dan Malaysia. Brand Rabbani juga berawal di Bandung dan sudah berkembang menjadi ratusan gerai. https://pestawirausahabandung.wordpress.com/fenny-mustafa/
Wawancara saya Marketing Manager Up2Date pada pertengahan 2013 membenarkan bahwa Bandung adalah kilblat mode, serta dari segi mode produk Up2Date antara lain berkiblat ke Milan. Lainnya adalah Rumah Lentik yang dididirikan Lenny Puspadewi, usia 45 tahun. Magister FISIP ini menekuni usaha busana muslimah sejak 2005 dan pada 2015 mempekerjakan pegawai sebanyak 10 orang,padat karya dengan target pasar menengah ke atas. Sumber : Laporan Penelitian Multi Disiplin bertajuk “Peran Wirausaha Muda Terhadap Perkembangan Kewirausahaan Kreatif di Kota Bandung”, penelitian kelompok oleh Dra. Inge Barlian Ak, Msc , Catharina Badra Nawangpalupi, ST., M.Eng.Sc., MTD., Ph.D, Elvy Marlia, SE,AK, MT, Universitas Parahyangan, 2013.