Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat Sujud juga menduga gairah untuk menanam padi menurun karena terlalu banyak cukai yang tak resmi dipungut oleh bermacam-macam tangan kepada orang yang hendak menjual padi. Di antara iuran masa itu ialah iuran ulu-ulu, iuran OKD (organisasi Keamanan Desa), sumbangan untuk ongkos pengangkutan padi rata-rata mencapai 2 kwintal per hektar. Sementara harga padi minggu kedua Juli 1958 berkisar Rp150 per kwintal tidak memadai.
Â
“Kalau tanpa rupa-rupa cukai tidak resmi maka harga tersebut tidak merugikan pemilik sawah. Akibatnya  orang lebih berminat menjadi perentara: tidak usah capek bekerja tetapi cukup ongkos dan keuntungan pasti besar.
Â
Kenaikan harga beras yang tak terkontrol dengan cepat  menjadi  isu politik. Dahlan Rivai, Comiterr PKI Jawa Barat menuding penerapan single buyer dan single seller dan sistem blockade lebih banyak merugikan petani kecil.  Seorang warga kota Bandung menulis surat pembaca kepada Pikiran Rakjat edisi 2 Juli 1958 bahwa  di Kota Bandung kerap terjadi pencegatan terhadap beras dari petani kecil ketika hendak dibawa ke pasar kota Bandung. Beras dibeli dengan harga pemerintah, tetapi dijual dengan harga pasar. Â
Â
Dilema Single Buyer dan Single Seller
Pengusa Perang Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Barat pembelian padi dengan harga yang ditetapkan pemerintah justru bermaksud agar para tengkulak tidak sekehendak hati memeras petani kecil. Pada sistem yang lama uang yang disalurkan pemerintah melalui para pengusaha beras justru digunakan untuk uang ijon membeli padi petani dengan murah sekali. Misalnya harga padi pada musim panen di Indramayu, Purwakarta, Krawang dan Bekasi jauh merosot di bawah Rp100/kwintal.
Â
Sementara di sisi lain petani besar yang memiliki sawah luas tidak mau menjual padi dengan harga pemerintah, karena tidak terdesak kebutuhan hidupnya. Petani besar ini bangsa asing.  Para petani besar baru mau menjul padinya setelah terjadi panceklik  ketika konsumen mulai sukar mencari beras. Sementara buruh tani mendapatkan uang dari hasil mencangkul sawah ketika sudah panen.  Â
Â