Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Greenland, Hegemoni AS dan Suara Kecil untuk Perdamaian Dunia

15 Januari 2025   13:46 Diperbarui: 15 Januari 2025   13:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografik Peta Greenland (Sumber Gambar: Kompas.id)

Serukan Perdamaian

Cukup sudah dunia ini dilanda berbagai peperangan. Perang hanya membawa luka, menghancurkan kebahagiaan, dan menumpahkan darah orang-orang tak bersalah.

Gaza dan Ukraina menjadi contoh nyata peperangan di zaman modern. Infrastruktur hancur, banyak nyawa melayang, negara luluh lantak, dan yang paling mengerikan adalah campur tangan berbagai negara lain yang bisa memicu perang lebih besar di tingkat global.

Tugas kita adalah menyuarakan kekhawatiran ini. Jika rencana penguasaan Greenland oleh Amerika Serikat benar-benar dilakukan melalui invasi militer, ini akan menjadi alarm bahaya bagi perdamaian dunia.

Sebagai negara adidaya, AS seharusnya memainkan perannya dengan bijak. Namun, apakah mungkin Indonesia mendikte kebijakan AS? Rasanya mustahil.

Memang seperti jalan buntu. Mana ada negara yang mampu menghalangi keinginan AS? Apalagi jika hanya satu negara yang bersuara.

Namun, harapan itu tetap ada. Indonesia masih memiliki peluang untuk menginisiasi penjagaan perdamaian dunia. 

Apalagi, Presiden Prabowo Subianto beserta jajarannya kini menunjukkan manuver diplomatik yang luwes di berbagai forum internasional.

Bukan tidak mungkin Indonesia mampu memantik persaudaraan global berbagai negara demi mewujudkan perdamaian. 

Jika ada yang menganggap tulisan ini sebagai sesuatu yang sia-sia, saya teringat sebuah kisah tentang cicak dan semut dalam peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim.

Cicak menganggap usaha semut membawa setitik air untuk memadamkan api besar yang membakar Nabi Ibrahim adalah hal yang sia-sia. Namun, ternyata usaha kecil itu tercatat sebagai kisah abadi sebagai simbol kebaikan yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun