Serukan Perdamaian
Cukup sudah dunia ini dilanda berbagai peperangan. Perang hanya membawa luka, menghancurkan kebahagiaan, dan menumpahkan darah orang-orang tak bersalah.
Gaza dan Ukraina menjadi contoh nyata peperangan di zaman modern. Infrastruktur hancur, banyak nyawa melayang, negara luluh lantak, dan yang paling mengerikan adalah campur tangan berbagai negara lain yang bisa memicu perang lebih besar di tingkat global.
Tugas kita adalah menyuarakan kekhawatiran ini. Jika rencana penguasaan Greenland oleh Amerika Serikat benar-benar dilakukan melalui invasi militer, ini akan menjadi alarm bahaya bagi perdamaian dunia.
Sebagai negara adidaya, AS seharusnya memainkan perannya dengan bijak. Namun, apakah mungkin Indonesia mendikte kebijakan AS? Rasanya mustahil.
Memang seperti jalan buntu. Mana ada negara yang mampu menghalangi keinginan AS? Apalagi jika hanya satu negara yang bersuara.
Namun, harapan itu tetap ada. Indonesia masih memiliki peluang untuk menginisiasi penjagaan perdamaian dunia.Â
Apalagi, Presiden Prabowo Subianto beserta jajarannya kini menunjukkan manuver diplomatik yang luwes di berbagai forum internasional.
Bukan tidak mungkin Indonesia mampu memantik persaudaraan global berbagai negara demi mewujudkan perdamaian.Â
Jika ada yang menganggap tulisan ini sebagai sesuatu yang sia-sia, saya teringat sebuah kisah tentang cicak dan semut dalam peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim.
Cicak menganggap usaha semut membawa setitik air untuk memadamkan api besar yang membakar Nabi Ibrahim adalah hal yang sia-sia. Namun, ternyata usaha kecil itu tercatat sebagai kisah abadi sebagai simbol kebaikan yang tulus.