Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

2025, Stop Beli yang Gak Penting!

30 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 31 Desember 2024   10:13 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghemat uang. (Kompas dari Freepik) 

Jika tidak ada langkah antisipatif, sangat mungkin di tahun 2025 akan semakin banyak nyawa melayang sia-sia hanya karena gagal bayar pinjol.

Lagi-lagi FOMO

Seberapa kuat kita bisa menahan diri agar tidak terjebak FOMO? Kalau dulu, sebelum internet merasuk ke setiap jengkal kehidupan, semua terasa lebih mudah.

Namun sekarang keadaannya sangat berbeda. Setiap kali kita berselancar di dunia maya, berbagai iklan barang menarik selalu berseliweran di hadapan kita.

Media sosial, yang kini menjadi tempat kita berkumpul dan berbagi cerita, justru berubah menjadi sarang bagi FOMO. Yakin kita tidak akan tergoda sedikit pun dengan berbagai tren belanja yang ada?

Gaji memang masih begitu-begitu saja, tapi tren diskon belanja semakin inovatif dalam menjerat kita. Saya pun demikian. Baru beberapa menit scrolling media sosial, tahu-tahu sudah menumpuk barang di keranjang belanja.

Coba bayangkan, belanja kini tidak lagi seribet dulu yang membutuhkan niat dan usaha besar. Sekarang, hanya dengan rebahan, rasanya seperti pasar ada di depan mata. Berbagai etalase barang siap kita pilih tanpa perlu keluar rumah.

Bahkan jika kita tidak berniat berbelanja sekalipun, berbagai penawaran menarik sering kali melintas begitu saja saat kita asyik menjelajah media sosial.

Bagaimana kita bisa bertahan untuk tidak FOMO, sementara setiap hari algoritma media sosial otomatis menampilkan barang-barang yang seolah menjawab kebutuhan kita?

Ya, lagi-lagi FOMO. Lagi-lagi FOMO, dan sepertinya ini tidak akan pernah habis. Apalagi sekarang media sosial, e-commerce, dan pay later sudah saling terafiliasi. Kombinasi ini sangat sulit untuk ditolak.

Ditambah dengan lingkungan yang semakin konsumtif dan senang berbelanja, kita terus-menerus terjebak dalam lingkaran FOMO tanpa henti dan, yang lebih ironis, sering kali tanpa merasa bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun