Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat AI Menjadi Teman Curhat

25 Desember 2024   23:13 Diperbarui: 25 Desember 2024   23:13 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI sebagai teman curhat (Kompas dari AFP/SIMON WOHLFAHRT) 

Khawatir saja jika AI sudah menjadi teman curhat, jangan-jangan rasa kemanusiaan kita semakin hilang entah ke mana. 

Awalnya, saya pikir yang perlu kita khawatirkan gara-gara munculnya AI ini adalah para pekerja yang akan kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh AI.

Nyatanya, AI semakin lama semakin canggih, bahkan merambah pekerjaan yang melibatkan sisi kemanusiaan, yaitu curhat.

Bukankah curhat adalah mencurahkan perasaan kita, terutama saat-saat kita merasa berada dalam fase yang tidak nyaman, galau, sedang dalam konflik, atau apa pun itu yang membuat perasaan menjadi campur aduk?

Lalu, bagaimana jika AI sudah menjadi sebuah pilihan untuk menjadi teman curhat kita? Jangan-jangan itu adalah manifestasi dari sebuah degradasi kepercayaan antar sesama kita.

Atau jangan-jangan semakin banyak manusia yang justru merasa nyaman dengan AI, seolah memiliki dunia tersendiri bersama dengan AI, sehingga membuat antisosial semakin besar?

Menggantikan Peran Manusia?

AI memang seolah menjadi teman super cerdas bagi manusia saat ini. Terlebih sejak masa pandemi, kita semakin paham bagaimana teknologi mampu membuka batasan ruang dan waktu.

Tak terkecuali dengan perkembangan AI yang semakin pesat. Dan juga semakin banyak orang menggunakan bantuan AI untuk mengerjakan berbagai jenis pekerjaan yang biasanya kita kerjakan secara mandiri.

Saya juga adalah salah satu pengguna kecerdasan buatan ini. Terutama saya gunakan ketika mengerjakan berbagai tugas harian yang sungguh sangat mendukung tupoksi saya sebagai seorang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun