Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Senova

16 November 2024   05:51 Diperbarui: 17 November 2024   15:35 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kompas.id

"Akhirnya kita di sini, Pak," katanya dengan suara lembut. Matanya menatapku penuh cinta, dan aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman getir. Ada sesuatu yang terasa ganjil, tapi aku menolak menyadarinya.

Anak-anak kecil mulai berdatangan, berdiri di kejauhan sambil menunjuk ke arah kami. Wajah mereka penuh ekspresi ingin tahu, tetapi juga ada sesuatu yang aneh di mata mereka.

Aku geram. Mengapa mereka mengganggu momen kami yang tenang? Aku mengambil beberapa batu dan melempar balik ke arah mereka, tapi mereka terus tertawa. "Pergi! Jangan ganggu kami!" teriakku dengan amarah yang membuncah.

Namun, sesuatu yang dingin dan samar merayap ke pikiranku. Aku menoleh ke arah Senova. Dia tetap tersenyum, tapi senyumnya kini terasa asing, seperti bayangan yang buram.

Suaranya tak lagi terdengar. Saat aku mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, dia memudar perlahan, menyatu dengan angin.

Aku memandang sekeliling. Rumah indah itu menghilang, bunga-bunga layu menjadi rerumputan liar, dan anak-anak kecil itu masih menatapku dengan tatapan aneh dari seberang jalan.

Tawa mereka berubah menjadi jeritan. Aku menatap tanganku yang penuh debu dan mengering. Di sisiku, tak ada Senova. Hanya lembaran-lembaran koran basah yang kusimpan entah sejak kapan.

"Orang gila! Orang gila!" teriakan itu menggema di kepala, membuatku tersadar bahwa aku hanya duduk di pelataran rumah tua yang penuh dengan reruntuhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun