Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Tangga Tanpa Sepi

26 Oktober 2024   12:56 Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:16 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

Memelihara kehangatan dalam rumah tangga adalah tentang menjaga percikan kecil itu tetap menyala, agar tidak ada kesenjangan yang nantinya membuat kita merasa asing dan kesepian dalam rumah tangga sendiri.

Sejumlah besar penyebab kasus perceraian adalah konflik yang tak berujung. Setiap hari, setiap kali bertemu, pasti terjadi konflik, hingga pada akhirnya banyak yang memutuskan untuk bercerai. 

Apalagi dengan hilangnya suasana riuh-ramai dalam rumah tangga, potensi untuk perpisahan pun semakin besar. Cinta dan kasih sayang dalam sebuah pernikahan ibarat sebuah benteng yang akan mempertahankan rumah tangga. 

Sedangkan suasana riuh-ramai adalah api kecil yang akan menjadi pelita menuntun kepada kebahagiaan. Lalu, bagaimana jika riuh-ramai dalam rumah tangga hilang? 

Sebuah cerita dari seorang teman ini mungkin akan menjadi gambaran betapa berbahayanya lonely marriage, pernikahan yang sepi, ketika api cinta dan kehangatan padam dalam rumah tangga.

Seorang teman menceritakan bagaimana dia sangat kaget saat tiba-tiba suaminya melayangkan gugatan cerai kepadanya, karena dia menganggap rumah tangganya tidak ada masalah selama ini. 

Segalanya berjalan normal, tidak ada perselingkuhan, tidak ada mabuk-mabukan, tidak ada uang yang dihamburkan, dan tidak ada kekerasan dalam rumah tangga. 

Kenyataan ini sangat sulit diterima oleh teman kami. Hingga suatu ketika, ada sebuah titik yang mengurai sebab dari permasalahan ini, matinya kehangatan dalam rumah tangga mereka, kesepian!

Cerita Pencapaian

Seringkali saya menceritakan kepada istri berbagai pencapaian yang saya alami setiap harinya. Walaupun mungkin terlihat sepele, tetap saya ceritakan. 

Seperti bagaimana senangnya saya ketika merasa dapat membuat kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan hingga para siswa seolah enggan beranjak ketika pelajaran usai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun