Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Tangga Tanpa Sepi

26 Oktober 2024   12:56 Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

Seperti yang saya katakan sebelumnya, keisengan ini menjadi pengikat yang kuat dalam hati dan menciptakan tabungan gelora cinta yang selalu menyala di mana pun kami berada. 

Selain membuat rumah tangga kami riuh, hal ini juga menimbulkan rasa rindu yang mendalam ketika saya harus berada di luar rumah untuk perjalanan dinas. Keinginan untuk pulang dan berpelukan semakin menguat.

Mohon maaf jika ini terdengar sedikit vulgar, tetapi saya percaya bahwa keintiman fisik dan emosional adalah fondasi penting dalam hubungan kami. 

Sentuhan sederhana ini mampu mengubah suasana hati dan membuat kami semakin dekat, menciptakan ikatan yang tak tergoyahkan dalam perjalanan bersama.

Tidak Sekadar Bersama

Saya meyakini bahwa rumah tangga yang baik bukanlah rumah tangga yang tidak pernah mengalami konflik. Sebaliknya, rumah tangga yang baik adalah yang mampu menyelesaikan konflik dengan bijak. 

Disadari atau tidak, sumber dari berbagai masalah dalam rumah tangga sering kali terletak pada padamnya kehangatan dan keceriaan di dalamnya. 

Ketika rumah tangga tidak lagi ramai dan hangat, yang tersisa hanyalah kesepian yang tak berkesudahan. Berbagai cerita tentang pencapaian, saling menasehati, keterlibatan dalam "proyek bersama," dan basa-basi adalah elemen-elemen yang menjaga nyala kehidupan rumah tangga kami tetap bertahan. 

Setiap kali kami saling bercerita tentang pencapaian masing-masing, selalu ada hal-hal baru yang muncul dan menambah kedalaman hubungan kami. 

Demikian pula, saat kami terlibat dalam proyek bersama, kehidupan yang kami jalani tidak menjadi monoton atau membosankan, sebaliknya, setiap hari terasa segar dan penuh makna.

Rumah tangga tidak hanya sekadar hidup bersama, lalu masing-masing mencapai cita-cita secara mandiri. Lebih dari itu, rumah tangga adalah tentang bagaimana kita bisa mencapai puncak kebahagiaan bersama, dengan berbagai torehan cita-cita yang diraih secara kolektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun