Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Tangga Tanpa Sepi

26 Oktober 2024   12:56 Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

Saya juga menceritakan saat saya diamanahi sebagai penanggung jawab kegiatan, serta berbagai pencapaian yang terjadi pada hari itu. 

Hal-hal ini terbilang sepele, tapi manfaatnya bagi kami sangat besar. Dari sini, saya dan istri membangun komunikasi dua arah tentang berbagai kisah pencapaian yang kami lakukan.

Istri juga demikian, sekembalinya dari sekolah, dia memiliki banyak cerita yang disampaikan dengan penuh semangat. Mulai dari mendapatkan undangan sebagai juri FLS2N Jurnalistik hingga bagaimana bahagianya dia mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu narasumber pada kegiatan peningkatan literasi di kabupaten lain. 

Kemarin, istri menceritakan bagaimana dia harus bersiap membeli sepatu karena minggu depan bakal bertemu dengan Pak Menteri pada salah satu acara di kota tempat tinggal kami.

Berbagai cerita inilah yang pada akhirnya masih saja membuat rumah tangga kami tetap riuh-ramai. 

Rasa dihargai, belajar menghargai, dan merasakan kenyamanan yang luar biasa, sebab berbagai ekspresi yang tidak mungkin kami ungkapkan kepada orang lain mampu tersalurkan dengan baik. Stres hilang, rumah tangga ramai, dan selalu membuat bahagia.

Saling Perhatian

Kadang, istri bisa ngambek tidak karuan, padahal gara-garanya sepele, seperti ketika saya lupa untuk memisahkan sampah plastik dan sayur.

Hal kecil seperti itu bisa memicu ketegangan yang membuat saya terkejut. Namun, bukan ini poin yang ingin saya ceritakan. Yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana di rumah kami berupaya membangun sebuah rumah tangga yang saling peduli dan memahami satu sama lain.

Seringkali saya juga protes kepada istri karena dia selalu mengeluh ketika melihat saya hanya mengenakan kaos yang itu-itu saja saat akan pergi. 

Padahal, kaos itu adalah kaos ternyaman bagi saya, bukan sekadar pakaian, tetapi simbol kenyamanan yang memberikan rasa percaya diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun