Dengan mendengarkan kedua belah pihak, maka kita akan mampu membuat keputusan yang tepat.
Melihat dari Berbagai Sudut Pandang
Kadang kala perselisihan yang terjadi memang dipicu dari perilaku korban itu sendiri.Â
Di sini kita tidak menyalahkan korban sebagai objek dalam perselisihan ini, namun coba melihat dari sudut pandang yang berbeda, tidak hanya dari sudut pandang korban yang merasa tersakiti, tetapi juga dari sudut pandang pelaku mengapa mereka melakukan tindakan tersebut.Â
Menurut Joel M. Charon, perspektif adalah sebuah kerangka yang bersifat konseptual, perangkat nilai, asumsi, dan gagasan yang mempengaruhi persepsi dan tindakan dalam situasi tertentu, seperti dikutip dari gramedia.com.
Rumusnya, tidak ada asap jika tidak ada api; tidak ada tindakan tanpa faktor pemicu yang muncul. Kita bukan mencari apinya pada siapa, tapi lebih kepada bagaimana api ini bisa muncul.Â
Apakah mungkin tindakan pelaku ini karena tersinggung dari perilaku korban, atau jangan-jangan pelaku memang mencari eksistensi untuk diakui sebagai seseorang yang superior.Â
Dengan ini, diharapkan kita mampu menghadirkan penyelesaian masalah dengan tepat.
Kerucutkan Poin Masalah
Dengan mengerucutkan masalah pada poin yang menjadi titik utama permasalahan, kita akan mampu melihat siapa pelaku yang sebenarnya dan bagaimana posisi korban.Â
Dari franklincovey.co.id, Stephen Covey dalam 'The 7 Habits of Highly Effective People' menyarankan untuk 'memulai dengan akhir dalam pikiran.'Â