Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Seni Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah

7 September 2024   08:26 Diperbarui: 9 September 2024   12:48 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan mendengarkan kedua belah pihak, maka kita akan mampu membuat keputusan yang tepat.

Melihat dari Berbagai Sudut Pandang

Kadang kala perselisihan yang terjadi memang dipicu dari perilaku korban itu sendiri. 

Di sini kita tidak menyalahkan korban sebagai objek dalam perselisihan ini, namun coba melihat dari sudut pandang yang berbeda, tidak hanya dari sudut pandang korban yang merasa tersakiti, tetapi juga dari sudut pandang pelaku mengapa mereka melakukan tindakan tersebut. 

Menurut Joel M. Charon, perspektif adalah sebuah kerangka yang bersifat konseptual, perangkat nilai, asumsi, dan gagasan yang mempengaruhi persepsi dan tindakan dalam situasi tertentu, seperti dikutip dari gramedia.com.

Rumusnya, tidak ada asap jika tidak ada api; tidak ada tindakan tanpa faktor pemicu yang muncul. Kita bukan mencari apinya pada siapa, tapi lebih kepada bagaimana api ini bisa muncul. 

Apakah mungkin tindakan pelaku ini karena tersinggung dari perilaku korban, atau jangan-jangan pelaku memang mencari eksistensi untuk diakui sebagai seseorang yang superior. 

Dengan ini, diharapkan kita mampu menghadirkan penyelesaian masalah dengan tepat.

Kerucutkan Poin Masalah

Dengan mengerucutkan masalah pada poin yang menjadi titik utama permasalahan, kita akan mampu melihat siapa pelaku yang sebenarnya dan bagaimana posisi korban. 

Dari franklincovey.co.id, Stephen Covey dalam 'The 7 Habits of Highly Effective People' menyarankan untuk 'memulai dengan akhir dalam pikiran.' 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun