Sebagai contoh, saya pernah bercanda dengan seorang teman, "Naiknya gaji ya sama saja, karena harga-harga juga ikut naik." Dan betapa lucunya, tidak lama dari candaan tersebut tiba-tiba istri melaporkan bahwa meskipun gaji bulan Februari belum naik, harga-harga sudah merangkak naik duluan, wah-wah..
Hari itu, ketika saya mengantar istri untuk berbelanja kebutuhan pokok, saya kaget melihat harga-harga barang sudah melonjak naik, termasuk beras yang langka dan harganya pun naik, begitu juga dengan telur, semuanya naik pokoknya. Padahal saat itu gaji belum naik loh, harga sudah naik duluan.
Jadi, meskipun gaji naik, tapi jika harga-harga juga naik, hasilnya jadi impas bukan? Mari kita buat sebuah simulasi. Misalnya, dalam satu bulan, kami membutuhkan 20 kg beras, dengan harga sebelum naik sekitar 13 ribu 800 rupiah per kilogram, sehingga total belanja bulanan sekitar 276 ribu rupiah.
Sekarang, bandingkan dengan harga saat ini, misalnya 16 ribu rupiah per kilogram, berarti total yang harus kami keluarkan menjadi sekitar 320 ribu rupiah per bulan.Â
Jadi, selisih harga beras sebelum dan setelah kenaikan sekarang sekitar 44 ribu rupiah. Jika dihitung dalam persentase, kenaikan harga beras saat ini mencapai sekitar 15,94 persen. Sungguh luar biasa, bukan?
Sementara itu, kenaikan gaji saat ini hanya sekitar 8 persen. Nah, bisa dilihat kan? Gaji naik, harga naik, bahkan kenaikan harga melebihi kenaikan gaji.Â
Begitulah polanya, yang pada akhirnya membuat PNS guru tetap berada di kelas menengah. Jadi, bisa dibilang, kenaikan gaji dan kenaikan harga itu seperti satu paket yang tak terpisahkan.
Setiap Daerah Tak Sama
Pada beberapa kota besar dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi, kenaikan harga-harga barang mungkin dianggap sebagai hal yang biasa, sebab PAD yang tinggi berarti imbal balik yang diberikan kepada PNS di daerah tersebut juga cukup besar.
Namun, di daerah tempat saya tinggal, situasinya tidak demikian. Di sini, kontribusi pajak dari berbagai usaha tidak sebanyak di kota-kota besar lainnya. Sebagian besar gaji PNS di daerah ini bergantung pada pemerintah pusat.
Saya pernah mendengar cerita dari beberapa guru dan staf Tata Usaha (TU) di salah satu sekolah di ibu kota negara kita. Mereka menerima insentif yang fantastis, setara dengan harga satu motor baru. Hal ini wajar karena PAD di sana pasti tinggi dengan kontribusi besar dari berbagai sektor usaha.
Meskipun tidak semua guru PNS berada di ambang kelas menengah, kebanyakan masih berada pada level tersebut. Bukti nyatanya adalah banyaknya guru yang terjebak dalam pinjaman online.