Sebagaimana yang sering penulis lakukan sesaat sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, penulis sering kali melakukan cek kelengkapan atribut siswa.Â
Dari cek dasi, nama, bed sekolah, ikat pinggang, kaos kaki, sepatu dan tak lupa panjang rambut. Semua yang penulis lakukan tersebut penulis sadari sebagai salah satu media penggemblengan watak agar membiasakan jiwa-jiwa muda mereka senantiasa taat dan patuh terhadap tata tertib sekolah.
Semua instrumen yang penulis sebutkan tadi dari dasi sampai dengan panjang rambut memang tidak secara langsung mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar.Â
Tidak ada dasi, tidak ada nama, tidak ada bed sekolah, tidak ada ikat pinggang, tidak ada kaos kaki dan sepatu serta rambut panjang pun tidak mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar di kelas.Â
Dan disinilah beda dimensi antara pengembangan kemampuan materi pengetahuan dengan dimensi penggemblengan watak terlihat.Â
Pengembangan pengetahuan hanya diperoleh melalui serapan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah dan penggemblengan watak diperoleh melalui ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah.
Anak harus belajar bagaimana mereka menahan diri untuk tetap patuh terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah.Â
Memang benar bahwa rambut panjang tidak berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi mampu menahan diri untuk tetap patuh terhadap tata tertib sekolah dengan tetap memotong rambut sesuai dengan ketentuan sekolah adalah proses pembelajaran menuju watak bermartabat.
Sebab watak merupakan hasil dari kebiasaan yang terus menerus terjadi sehingga menjadi sesuatu yang terpatri di dalam jiwa dan sanubari.Â
Ada proses pembelajaran dalam perwujudan menuju watak bermartabat melalui pembiasaan-pembiasaan yang harus diterapkan untuk membentuk sebuah watak, dan potong rambut sesuai ketentuan sekolah adalah salah satu instrumen pembiasaan tersebut.Â
2. Pembelajaran Delayed Gratification
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!