Ada beberapa gagasan harapan saat benar-benar aplikasi identitas kependudukan digital ini diterapkan, sebagaimana berikut ini penulis ungkapkan.
1. Nge-link dengan BPJS
Pada kondisi darurat seperti kecelakaan ataupun kejadian yang memerlukan respon cepat dalam penyelamatan nyawa, maka respon dan penanganan cepat perlu dilakukan.Â
Bukan menjadi kendala utama tapi repot si saat kita berada pada situasi gawat darurat sebagai pasien ataupun pendamping pasien yang harus wira-wiri hanya untuk sekadar fotokopi ataupun mengisi formulir pendaftaran pelayanan pasien gawat darurat.Â
Gagasan dan harapannya adalah ketika nanti identitas kependudukan digital ini diterapkan, harusnya auto nge-link juga dengan data kepesertaan pada BPJS kesehatan.Â
Jadi misal seperti contoh di atas, saat dalam keadaan gawat darurat baik menjadi pasien ataupun pendamping, tidak lagi repot dan tertunda pelayanannya hanya karena kesulitan dalam melakukan layanan administrasi pendaftaran layanan peserta BPJS.
Harapannya kita tinggal ngetap saja atau scan kode yang bisa auto input identitas kepesertaan dalam layanan BPJS kesehatan. Jadi gak perlu repot telepon sana sini hanya untuk mengetahui ini pasien dengan peserta BPJS kesehatan kelas berapa dan harus di ruang apa. Canggih lah, tinggal tap atau scan, langsung cuss dilayani maksimal sesuai dengan kelas kepesertaan pasien.
2. Nge-link dengan Riwayat Kesehatan
Ini juga penting, sering penulis temui saat penulis mengantar siswa-siswi penulis yang membutuhkan layanan darurat. Penulis bingung ketika ditanya tentang alergi apa, atau sakit yang diderita oleh pasien.Â