"Bu, Kupat tahu dan Gado-gadonya ya Bu."
"Pedas, Mas?"
"Saya iya Bu, Gado-gadonya pedas. Kamu gimana?" Tanyaku ke GadisMu.
"Aku setengah saja Juma"Â Katanya lagi padaku.
"Sedikit pedas saja ya Bu." Lanjutnya pada Bu Marno selaku tuan Rumah.
"Kok setengah, Mba Yu?" Bu Marno menimpali kembali.
 "Penuh saja Bu. Nanti saya paksa dia untuk habiskan." Kusambut tanyanya Bu Marno dengan singkat. Wajah GadisMu tersenyum sedikit kesal mengarah padaku, "Nanti aku gemuk. Jum" aku hanya menatapnya dengan senyuman menumpali atau melesengi untuk membuatnya semakin kesal.
"Jumaa, aku diet"
"Gendut kamu, aku pun tetap suka. Aku ini kan penikmat Pecel Lele (pecinta cewek lemu-lemu) hehe" dalam hatiku menyangkal. Sambil menunggu Bu Marno meracik santapan untuk kami, aku dan dia berbincang-bincang prihal kegiatan sekitar Almamater dengan panjang lebar. Lalu, diikuti pertanyaanku mengenai keadaaan jari-jemarinya yang sudah sembuh. Namun, masih menyisakan bekas yang unik, jarinya lentik bagai Penari tak pernah berhenti meliuk-liuk. Aku hanya menyarankan agar mengutamakan kesehatan dalam setiap kegiatan. Agar ia juga berhati-hati dalam berkendara dan memanjat berbagai macam medan. Dia pun Perempuan perkasa yang akan melampaui keterbatasannya.
"Kamu tahu hukuman 'ambil sikap Integral', tidak? "
"Gimana itu Juma? Belum pernah dengar akunya"