Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Buku Tua di Perpustakaan

21 April 2020   03:25 Diperbarui: 21 April 2020   03:45 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udara Kota Bandung hari ini cukup panas, tidak seperti biasanya. Aku melaju kencang dengan motor bebek tua kesayanganku, Honda C-70. Motor ini hadiah dari mendiang kakekku yang wafat persis setahun lalu.

Aku berangkat dari Jalan Cijagra sekitar pukul 10 pagi, lalu menelusuri Jalan Buah Batu yang cukup padat. Setelah ketemu lampu merah di prapatan Jalan Soekarno-Hatta, aku belok kiri ke arah Timur menuju prapatan Kiara Condong.

Motorku sempat terhenti sejenak karena tertahan lampu merah. Setelah lampu berganti hijau, kuteruskan mengendari motor bututku ke arah Jalan Kawaluyaan yang posisinya tak jauh dari Rumah Makan Ampera.

Tak lama kemudian Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dipusipda) Jawa Barat mulai terlihat dari kejauhan. Memang tujuanku ingin ke perpustakaan yang letaknya di kantor tersebut.

Aku ada tugas dari guruku untuk membuat tulisan tentang sejarah tokoh di Jawa Barat. Aku dan tema-teman memang suka ke perpustakaan ini karena pelayanannya yang baik dan koleksi buku-bukunya cukup lengkap.

Setelah memarkirkan motor di sebelah Utara, aku langsung masuk ke gedung perpustakaan melalui pintu Selatan. Ada dua orang petugas berpakaian kebaya sedang berjaga di meja front office.

Salah seorang di antara mereka yaitu seorang wanita berambut panjang yang dikepang dua langsung menyodorkan buku tamu padaku. Wajahnya dingin tanpa ekspresi. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Tak biasanya mereka begini. Biasanya mereka ramah dan suka menyapa tamu. Lagian bajunya juga kok aneh. Para petugas perpustakaan ini biasanya mengenakan pakaian dinas, tapi hari ini kok beda ya? Ah, peduli amat. Mungkin saja mereka sedang ada acara khusus bertema tempo dulu sehingga penampiannya begitu, pikirku dalam hati sambil menghibur diri. 

Aku segera menulis buku tamu itu dan membubuhi tanda tangan. Kemudian terus berjalan menuju salah satu rak buku yang berjajar rapi di sana. Suasana di perpustakaan hari ini begitu sunyi. Entah mengapa jumlah pengunjungnya sedikit.

Hanya ada beberapa orang tua paruh baya yang terlihat sedang asyik duduk membaca buku di sisi Barat . Seorang pria tua berambut putih, kurus tinggi, dan berpakaian kemeja lengan panjang sedang memilih-milih buku di lorong rak buku sambil berdiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun