[caption caption="Anak-anak bersemangat menyerbu buku yang dbawa oleh Mang Yayat tahu (sumber foto: Mang Yayat)"]
[caption caption="Beberapa warga masyarakat tampak sedang memilih buku yang dibawa oleh Mang Yayat (sumber foto: Mang Yayat)"]
Mendirikan Taman Bacaan
Mang Yayat termasuk pria yang tegar dalam mengarungi kehidupannya. Himpitan ekonomi memaksanya harus berhenti sekolah, sehingga keinginannya untuk meneruskan pendidikan harus kandas ditengah jalan. Dia hanya sempat mengenyam pendidikan formal sampai kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Tidak heran dirinya sering mendapat cemoohan dari beberapa teman dan keluarganya.
Pria yang sejak kecil sudah bercita-cita ingin menjadi guru ini tidak putus asa. Keinginan Mang Yayat untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan semakin menggelora dalam jiwanya. Dia pun bertekad ingin membuat perpustakaan di rumahnya, agar masyarakat yang putus sekolah dan tidak mampu seperti dirinya bisa belajar secara gratis di sana.
Keinginan Mang Yayat untuk mendirikan taman bacaan bisa terwujud pada tahun 1997. Dengan hanya bermodalkan 3 buah buku, dia nekad mendirikan taman bacaan di rumahnya. Taman bacaan itu diberinya nama “Sehati”.
“Saya beri nama Taman Bacaan Sehati, karena secara bahasa sehati kesatuan antara yang satu dengan yang lainnya. Bersatu walau beda, terlebih lagi karena ini dikelola oleh keluarga,” ujarnya kepada penulis.
[caption caption="Mang Yayat berpose bersama keluarganya di depan TBM Sehati yang dikelolanya (sumber foto: Mang Yayat)"]
[caption caption="Rumah sederhana milik Mang Yayat yang terbuat dari bilik bambu inilah yang dijadikan sebagai perpustakaan dengan nama TBM Sehati (sumber foto: Mang Yayat)"]
Terwujudnya keinginan Pria yang sejak dalam kandungan sudah kehilangan ayahnya ini tidak terlepas dari peran Ibunya yang selalu memberinya dorongan dan semangat. Ibunya ini juga merupakan motivator dan tokoh idola dalam hidupnya.
Mengajak masyarakat desa untuk membaca bukanlah pekerjaan mudah. Ketika TBM “Sehati” baru didirikannya, Mang Yayat merasa kesulitan mengajak mereka untuk gemar membaca. Bahkan dirinya sering mendapat ledekan dan hinaan. Namun itu semua tidak membuat tekadnya mengembangkan taman bacaan tersebut menjadi luntur. Justru dia ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa apa yang dilakukannya benar dan banyak manfaatnya.