Banyak faktor yang menyebabkan minat baca bangsa kita rendah, diantaranya adalah peran orang tua. Bagaimana mungkin seorang anak akan gemar membaca kalau orangtuanya tidak suka membaca? Anak yang hidup di lingkungan seperti ini, biasanya akan mengikuti kebiasaan orangtuanya. Akibatnya setelah dewasa, dia pun tidak akan gemar membaca.
Faktor lainnya adalah rendahnya daya beli masyarakat terhadap bahan bacaan. Bagaimana mungkin mereka mau membaca kalau untuk membeli buku saja tidak mampu? Akibatnya, semangat mereka untuk membaca menjadi luntur. Kebutuhan membeli buku kalah dengan kebutuhan lainnya yang lebih penting, seperti sandang, pangan dan biaya sekolah.
Kurangnya perpustakaan yang bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat juga menjadi pemicu penyebab rendahnya minat baca. Jarang sekali kita temui perpustakaan umum yang bisa menjangkau sampai ke desa-desa. Kalaupun ada perpustakaan umum, lokasinya biasanya hanya ada di ibukota kabupaten/kota. Sayangnya, buku-bukunya pun banyak yang kurang bermutu, sehingga tidak menarik untuk dibaca.
Mang Yayat, Pelopor Minat Baca Masyarakat dari Bandung Selatan
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membaca buku sebaiknya perlu dibangkitkan. Adanya program pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat harus disertai dengan tindakan nyata ke lapangan, bukan hanya sekedar jargon. Menyediaan fasilitas perpustakaan umum saja tidak cukup, karena belum bisa menjangkau masyarakat yang berada di daerah pinggiran. Salah satu solusinya adalah menyediakan mobil perpustakaan keliling, seperti yang sudah diujicobakan beberapa pemerintah daerah, seperti Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Mengajak masyarakat membaca sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja. Bahkan tidak perlu dilakukan oleh orang yang berpendidikan tinggi. Syaratnya cukup mudah, yaitu memiliki niat yang tulus dan ikhlas untuk mencerdaskan masyarakat. Faktanya sudah ada orang yang melakukannya dan terbukti berhasil, seperti yang dilakukan oleh Sugeng Haryono dengan program Motor Pustakanya di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan.
Kalau di Lampung Selatan ada Sugeng Haryono, maka di Kabupaten Bandung juga ada seorang pemuda yang giat mengajak masyarakat untuk gemar membaca. Namanya Rudiyat atau biasa dipanggil Mang Yayat, yang pekerjaannya adalah sebagai penjual tahu keliling. Uniknya, sambil berjualan tahu dengan motornya, dia juga membawa beberapa buku yang disimpan pada kotak khusus agar bisa dibaca oleh masyarakat secara gratis.
Ketika ditanya tentang prinsip hidupnya, pria ramah dan baik hati ini mengatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat baginya dan orang lain. Hidup itu ibarat Pohon Selin yang bisa melindungi dirinya, tetapi juga bisa menjadi tempat berlindung di kala hujan dan kepanasan”.
[caption caption="Beginilah penampakan motor yang digunakan Mang Yayat untuk berjualan tahu sambil membawa buku bacaaan. Kotak plastik berwarna merah yang terdapat pada bagian atas diisi dengan buku bacaan, sedangkan bagian bawahnya diisi dengan tahu (sumber foto: Mang Yayat)"]
[caption caption="Seorang ibu sedang memilih buku yang dibawa oleh Mang Yayat (sumber foto: Mang Yayat)"]