Berdasarkan hasil analisis potensi wilayah Kabupaten Tapin pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan tahun 2023, dapat disimpulkan bahwa kecamatan-kecamatan di daerah ini memiliki potensi unggulan yang beragam dan signifikan. Analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share menunjukkan bahwa sektor-sektor tertentu memiliki peran strategis dalam perekonomian daerah, dengan beberapa kecamatan menonjol dalam komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan. Kecamatan Binuang, misalnya, memiliki keunggulan dalam komoditas ubi kayu dan jeruk di sektor pertanian, serta karet dan kelapa sawit di sektor perkebunan. Potensi tersebut, bersama dengan unggulnya sektor peternakan ayam buras dan ayam petelur, membuka peluang untuk pengembangan industri agrikultur yang mendukung kebutuhan masyarakat setempat.
Kecamatan lain seperti Hatungun dan Tapin Selatan juga menunjukkan potensi unggulan yang berbeda. Hatungun unggul dalam komoditas kacang tanah dan perikanan darat, serta memiliki potensi pengembangan akuakultur yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Di sisi lain, Tapin Selatan menonjol dengan komoditas jagung dan kelapa sawit di sektor pertanian dan perkebunan, serta ayam buras di sektor peternakan, yang menjadi dasar untuk pengembangan industri agrikultur yang mampu memasok kebutuhan pasar regional dan nasional. Keunggulan-keunggulan ini menciptakan kesempatan untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pembangunan ekonomi di tingkat kecamatan.
Selanjutnya, kecamatan lainnya seperti Salam Babaris, Tapin Tengah, dan Bungur juga memiliki potensi yang cukup signifikan. Salam Babaris unggul dalam budidaya jamur tiram dan mangga, serta kelapa di sektor perkebunan, sementara Tapin Tengah dan Bungur memiliki keunggulan dalam komoditas pertanian seperti jagung dan ubi kayu, serta peternakan ayam buras. Potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pemanfaatan teknologi pertanian dan pemasaran yang tepat, guna meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku industri lokal. Dengan adanya keanekaragaman potensi ini, Kabupaten Tapin memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan sumber daya alam dan meningkatkan daya saingnya di tingkat regional dan nasional.
Â
Bibliografi
Firmansyah, M., Masrun, M., & Yudha S, I. D. K. (2021). Esensi Perbedaan Metode Kualitatif Dan Kuantitatif. Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan, 3(2), 156--159. https://doi.org/10.29303/e-jep.v3i2.46
Pratama, A., & Dewi, S. (2021). Integrasi Metode LQ dan Shift Share dalam Analisis Ekonomi Wilayah. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 9(2), 131-139.
Wibowo, A., & Saputra, I. (2021). Penggunaan Shift Share untuk Mengukur Pertumbuhan Sektor Unggulan. Jurnal Ilmiah Pertanian, 8(3), 310-317.
Agung, A., & Heru, H. (2021). Analisis Subsektor Pertanian Unggulan Menggunakan Metode LQ dan Shift Share. Jurnal Pengembangan Wilayah, 8(3), 211-220.
Setiawan, B., & Anggraeni, A. (2023). Analisis Shift Share dalam Menentukan Subsektor Unggulan Kabupaten Tapin. Jurnal Regional dan Perkotaan, 15(1), 34-42.
Lestari, M., & Hakim, M. (2023). Analisis Daya Saing Sektor Pertanian dan Perikanan Berdasarkan Shift Share. Jurnal Ekonomi Regional, 11(1), 145-152.