Dari hasil review beberapa pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu keperawatan merupakan sebuah kelimuan yang dasar pemikirannya berorientasi pada pada sifat dasar keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu, termasuk esensi, tujuan, dan ruang lingkupnya. Ontologi dalam filsafat berkaitan dengan hakikat keberadaan, keberadaan, dan realitas. Dalam konteks keperawatan, ontologi mengeksplorasi karakteristik penting keperawatan sebagai sebuah profesi dan sebagai bidang studi. Yang secara keseluruhan, ontologi keperawatan memberikan landasan untuk memahami sifat keperawatan sebagai sebuah profesi, membimbing praktik keperawatan, pendidikan, dan penelitian. Hal ini membantu untuk mendefinisikan esensi keperawatan, memperjelas tujuannya, dan menggambarkan ruang lingkup praktiknya dalam lanskap layanan keperawatan yang lebih luas. Dapat diambil contoh adalah bagaimana konsep keperawatan melakukan proses analisis terhadap munculnya gejala panas tubuh (hipertermia) pada pasien, secara konseptual keperawatan akan dikaji apa itu panas, apa penyebab hipertermia terjadi untuk selanjutnya dilakukan proses analisa yang berkaitan dengan manajemen hipertermianya.
Epistemologi Ilmu Keperawatan
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan, pertanyaan mendasar dalam wacana filsafat adalah apakah pengetahuan itu? bagaimana metode mendapatkannya? dan bagaimana membuktikan kebenaran suatu pengetahuan? Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan. Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan, seperti: batasan, sumber pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan, kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bukti ilmiah, serta perkembangan ilmu kesehatan untuk kesejahteraan manusia. Disiplin ilmu kesehatan adalah ilmu yang berkompeten dalam merawat orang sakit ataupun sehat, namun merawatnya bukan sekedar merawat secara biasa, namun ada ilmunya yang spesifik yang didapatkan melalui jenjang pendidikan (Rofii, 2016).
Epistemologi keilmuan keperawatan secara lebih rinci dapat dilihat dari aspe – aspek sifat, proses, dan fungsi pengetahuan keperawatan ilmiah yang telah diperoleh dan tersusun secara rasional, logis, dan sistematis. Ketiga aspek di atas bersifat saling berhubungan, kait mengkait dengan arti dimulai dari sifat, namun sebaliknya bahwa proses (pengetahuan keilmuan) ditentukan oleh sifat (pengetahuan keilmuan) dan bahwa fungsi (pengetahuan keilmuan) turut menentukan bagaimana proses perolehan dan penyusunan pengetahuan keilmuan itu dilakukan. Pengetahuan keilmuan bidang keperawatan yang diperoleh dan disusun sedemikian rupa memiliki fungsi yang jelas bagi dunia keilmuan untuk mendeskripsikan, menjelaskam, memprediksikan, serta mengontrol gejala atau fenomena bio-psiko-sosial-kultural-spiritual manusia sebagai individu, keluarga dan kelompok dalam kaitan dengan tujuan kesehatan dan kesejahteraan yang optimal bagi mereka. Teori keperawatan yang dihasilkan akan bermutu tinggi apabila memiliki keempat kriteria di atas, dan di sinilah tolok ukur kedua, dalam menilai konsep – konsep yang diajukan oleh disiplin keilmuan “baru” seperti pengetahuan keperawatan ilmiah yang mulai tumbuh untuk berkembang (Nugroho, 2021).
Dari pernyataan di atas dapat kami simpulkan bahwa epistemologi ilmu keperawatan berkembang berdasarkan pemikiran tentang bagaimana metode yang harus diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan agar mampu memberikan sebuah pelayanan keperawatan yang baik. Sehingga muncul beberapa metode baik praktis fungsional maupun manajerial keperawatan dan merupakan paradigma dalam pelayanan keperawatan yang komprehensif. Barakar pada analisis ontologinya maka epistemologi pada contoh kasus hipertermia adalah bagaimana manajemen keperawatan menciptakan metode tatalaksana pasien hipertermia yang diawali dengan analisis mendalam hingga dapat memunculkan sebuah metode bagaimana proses atau gejala hipertermia dapat dinetralisir atau diturunkan pada level normal, sehingga proses kerusakan organ akibat panas tubuh yang berlebihan dapat dicegah. Misalnya dengan metode kompres dingain atau hangat, manajemen kolaborasi dengan medis berkait dengan pemberian anti hipertermi, hingga pengaturan suhu lingkungan.
Aksiologi Ilmu Keperawatan
Aksiologi adalah cabang filfasat membahas tentang nilai atau teori tentang nilai, meliputi nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran, dengan kata lain aksiologi membahas tentang etika dan estetika. Etika yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral, kajian etika lebih mempertanggung jawabkan kebaikan, keutamaan, keadilan, dan sebagainya. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan. Dalam hal ini akan dibicarakan dalam kode etik kesehatan, etika biomedis, etika penelitian, dan sebagainya. Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa di dalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh di antara sesama manusia. Pada semua disiplin ilmu kesehatan atau profesi kesehatan diwajibkan untuk memasukkan mata kuliah etika profesi kesehatan dengan kompetensi masing-masing disiplin ilmu (Kamil, 2012)
Fungsi unik dari ilmu keperawatan adalah membantu individu, baik sehat maupun sakit, yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat komprehensif meliputi bio-psiko-sosial-spiritual, berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan suatu penyakit, sepanjang siklus kehidupan ataupun untuk melayani manusia semenjak dalam kandungan sampai dengan sakratul maut dengan damai. Keperawatan lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan memberikan rasa nyaman dan keamanan bagi orang sakit. Secara umum perkembangan ilmu keperawatan terus dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan masyarakat, ilmu dan teknologi, tuntutan zaman dan trend demografik (Herminsih, Rahmawati, 2017).
Dari review artikel literatur maka axiologi filsafat dalam keperawatan adalah bagaimana metode-metode manajemen keperawatan yang sudah ditemukan dan diterapkan mempunyai nilai manfaat bagi orang banyak. Yang dalam hal ini tentunya setelah ontologi dan epistemologi terjawab, maka secara axiologi metode-metode keperawatan tersebut dianailsis kembali agar benar-benar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia secara luas. Kembali kepada contoh kasus hipertermia, ternyata metode kompres, pengaturan suhu lingkungan, kolaborasi pemberian anti hipertermia serta manajemen keselamatan pasien memberikan dampak yang positif dan signifikan dalam manjemen keperawatan terkait hipertermia dan menjadi sebuah paradigma yang nyata bagi nilai kompetensi sebuah profesi keperawatan.
SIMPULAN
Literature review ini merupakan hasil dari penelitian keterkaitan filsafat dan ilmu keperawatan yang sudah ada, sehingga dapat menyajikan hal yang sudah diketahui dan belum diketahui untuk memberikan arah penelitian ke depannya. Penggunaan systematic review pada penelitian ini masih sangat terbatas. Nilai dari sebuah literature review bergantung pada apa yang telah dilakukan, apa yang ditemukan, kejelasan dalam melaporkan yang berdasar pada interpretasi penelitian yang asli. Literature review penelitian ini mengindikasikan sejumlah isu-isu signifikan yang menjadi fokus pada penelitian. Hasil tinjauan menunjukkan adanya relevansi yang kuat antara filsafat dengan ilmu keperawatan.