Mohon tunggu...
Julie Chou
Julie Chou Mohon Tunggu... Jurnalis - short strory author

aku adalah apa yang kamu baca, yang kamu kira, yang kamu suka, juga yang tidak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen: Amplitudo

17 Maret 2016   23:43 Diperbarui: 18 Maret 2016   00:12 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa dibayangkan, setiap Hert mengajakku membeli baju dan sepatu. Aku lebih mirip manekin yang tetap diam saat ia menempel baju model apa pun. Dia tidak pernah bertanya apa aku suka? Apa aku nyaman?

Hertz juga mengatur caraku berjalan, mengatur caraku makan, caraku duduk, caraku mengangguk. Hingga aku lupa cara berlari, cara melompat, juga cara menggeleng. Hertz bahkan mengatur caraku tersenyum, tidak boleh terlalu lebar, itu sangat kampungan menurutnya. 

Sekarang dia juga mengatur apa yang boleh dan tidak boleh aku makan. Dia mencoret beberapa daftar makanan kesukaanku. Coklat, es krim, burger, pizza, dan olahan mie dalam wujud apa pun. Bahkan ia juga meminta ibuku untuk mengawasi makananku selama di rumah.

Ya, hanya di rumah aku bisa merasa sedikit bebas. Aku bisa tertawa saat menonton tingkah minion, keluguan Spongebob. Aku bisa berteriak kegirangan setiap Lionel Messi mencetak gol. Aku bisa berteriak kecewa saat The Doctor jatuh berguling dari motornya. 

Hal-hal kampungan yang tidak bisa diterima Hertz itu masih bisa aku lakukan di rumahku. Tetapi mungkin semua tidak akan berlaku enam bulan lagi. Mungkin itu alasan Hertz mengatur segala sesuatu semaunya,sesuai kehendaknya. Ia akan membawaku ke rumahnya sebagai Yuri yang baru. Sebagai sebuah manekin anggun yang akan mengisi ruangnya.

Enam bulan lagi, Hertz benar-benar akan membuktikan mengapa ia bernama Hertz, karena ia bisa menghitung gerakku setiap detiknya. Entah hanya berupa getaran atau gelombang sekecil apapun, setiap detiknya akan dihitung dengan satuan Hertz. Persis seperti seorang fisikawan Jerman yang bernama mirip dengannya merumuskan frekuensi.

- - -

tulisan ini diikutsertakan dalam event #tantanganmenulisnovel100hariFC

no.peserta 72

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun