Mohon tunggu...
Julie Chou
Julie Chou Mohon Tunggu... Jurnalis - short strory author

aku adalah apa yang kamu baca, yang kamu kira, yang kamu suka, juga yang tidak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen: Amplitudo

17 Maret 2016   23:43 Diperbarui: 18 Maret 2016   00:12 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sekarang, saat aku berada di dalam mobil Hertz, aku justru ingin agar mobil Hertz berubah menjadi motor saja. Aku rasa itu cukup sederhana, daripada aku membayangkan dan meminta mobil Hertz menjadi robot seperti Bumblebee. Entah kenapa, Hertz tidak pernah mau membawa motor dengan alasan apa pun. Mungkin Hertz takut bajunya menjadi bau, atau mungkin ia takut kulitnya menjadi belang karena sengatan matahari. Mungkin juga Hertz tidak pernah merasakan masuk angin, lucu juga kalau membayangkan itu.

“Sayang, punya biskuit atau coklat?” tanyaku pada Hertz. Aku berharap dia memiliki sesuatu yang bisa aku gunakan untuk membunuh rasa bosan.

Tetapi Hertz menggeleng, dia bilang sudah mencoret makanan atau jajanan yang tidak sehat dalam daftar menuku. Hertz segera tahu bahwa aku sedang kelaparan. Aku juga tahu rasanya mustahil bisa sampai tempat makan terdekat dengan kondisi jalan yang macet dan hujan lebat seperti sekarang. Jadi, aku hanya punya satu pilihan terakhir, menyanyi sesukaku. Menyanyi memang tidak akan mengisi perutku, tapi bisa sedikit mengurangi rasa bosanku.

***

#Hertz

Yuri, bukan hanya hari ini terjebak macet, tetapi memang baru hari ini aku tidak memperbolehkan dia makan apa pun di dalam mobil. Aku tahu, aku sangat egois, tetapi perlu tindakan yang sedikit keras untuk gadis itu.

Aku hanya tidak mau dia memasukkan makanan apa saja ke mulutnya. Banyak makanan yang tidak sehat, tidak bersih yang dimakannya. Mungkin dia sudah tahu, tapi dia tidak mau ambil pusing dengan semua itu. Aku sangat peduli, sebab itu aku banyak melarangnya.

Kami pernah menemukan buah dan sayur yang hampir bau saat memesan salad di sebuah tempat makan ternama. Juga pernah menemukan helai rambut di dalam tepung ayam goreng. Itu alasan kenapa aku sangat pilih-pilih makanan.

Sebenarnya aku lebih suka makan di rumah, masakan ibu Yuri lebih enak daripada masakan yang disiapkan pembantuku. Masalahnya, Yuri tidak akan sanggup menahan lapar selama itu. Aku kadang terkejut melihat selera makannya. 

***

#Yuri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun