Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kenaikan pendapatan nasional secara berarti dalam periode perhitungan tertentu. Sedangkan menurut penelitian yang telah dilakukan oleh (Sukirno, 2015) pertumbuhan ekonomi ialah alat untuk menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi.Â
Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan produksi sektor jasa dan barang modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai macam data produksi akan tampak samar memberikan gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai.
Ukuran kestabilan perekonomian ialah dimana terjadi pertumbuhan ekonomi, terdapat angka pengangguran yang rendah serta perubahan harga barang dan jasa tidak terlalu berarti yang tercermin dari laju inflasi. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum dan barang-barang secara terus menerus.Â
Oleh karena itu, inflasi merupakan salah satu indikator perekonomian yang penting, laju perubahannya selalu di upayakan rendah dan stabil agar tidak menimbulkan penyakit makro ekonomi yang nantinya akan memberikan dampak ketidakstabilan dalam perekonomian. Inflasi disebabkan oleh orang yang mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar dan harga.Â
Jika jumlah barang tetap tetapi jumlah uang yang beredar digandakan, maka harga barang akan menjadi dua kali lipat. Ketika tingkat inflasi tinggi, bank sentral menaikkan tingkat bunga sehingga tingkat inflasi menurun.Â
Ketika suku bunga naik, menjadi lebih mahal untuk meminjam uang karena biayanya naik. Hal ini akan mengurangi permintaan pinjaman, sehingga jumlah pinjaman menurun. Inflasi ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk ketersediaan barang dan jasa, biaya barang dan jasa, dan permintaan barang dan jasa.
Menurut penelitian terdahulu, jumlah uang beredar dan BI Rate dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sedangkan inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Antara tahun 2009 dan 2018, jumlah uang beredar, BI Rate, dan pertumbuhan ekonomi berfluktuasi, sedangkan inflasi terus menurun. Ini adalah temuan baru yang bertentangan dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelitian ini dan konsep lainnya, ditemukan bahwa jumlah uang beredar (JUB), BI rate dan inflasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 2009-2018.
Pengertian dari Jumlah Uang Beredar (JUB) sendiri adalah hasil kali uang primer dengan pengganda uang. Besarnya jumlah uang beredar dalam masyarakat merupakan proses pasar. Semakin banyak jumlah uang beredar, semakin menarik investasi bagi masyarakat daripada menyimpan uang dalam tabungan.Â
Sedangkan BI Rate merupakan suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter. Metode atau teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda, yang datanya didapatkan melalui situs www.bi.go.id.
Dari hasil analisis regresi berganda pada penelitian yang dilakukan oleh (Ambarwati et al., 2021) dengan menggunakan output SPSS dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 20,828 + 0,804X1 + 0,159X2 - 0,063X3
Berdasarkan nilai b1, b2, b3, diperoleh persamaan regresi linier berganda antara jumlah uang beredar, BI rate, inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi, yang memberikan informasi sebagai berikut:
- Nilai konstanta 20,828 artinya Y bertambah sebesar 20,828 jika X1, X2 dan X3 konstan.
- Koefisien nilai variabel dari jumlah uang beredar bernilai positif 0,804, artinya jika BI rate dan inflasi dianggap konstan, maka peningkatan jumlah uang beredar akan diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
- Koefisien nilai variabel BI rate bertanda positif 0,159 artinya jika jumlah uang beredar dan inflasi dianggap konstan, maka peningkatan BI rate akan diikuti dengan peningkatan jumlah uang beredar.
- Koefisien nilai variabel inflasi bertanda negatif 0,063, artinya jika jumlah uang beredar, BI rate dianggap konstan, maka peningkatan inflasi akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan ekonomi.
1. Â Jumlah Uang Beredar (X1) Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui koefisien regresi sebesar 0,804 dan nilai sig sebesar 0,022. Artinya hipotesis 1 terbukti benar, atau jumlah uang beredar berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan nilai koefisien regresi bernilai positif. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah uang beredar dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena dengan bertambahnya jumlah uang beredar, orang akan membelanjakan sebagian uangnya untuk dibelanjakan ke dalam produksi sehingga produsen dapat memproduksi lebih banyak barang daripada yang dibutuhkannya. Hal ini akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi, tingkat konsumsi, produktivitas, serta pendapatan yang lebih tinggi.
2. Â BI Rate (X2) Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai koefisien regresi sebesar 0,159 dan nilai sig 0,022. Artinya hipotesis kedua terbukti benar, atau BI Rate berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan nilai koefisien regresi bernilai positif.Â
Hasil ini menunjukkan bahwa apabila BI Rate semakin menurun maka pertumbuhan ekonomi semakin tinggi. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga adalah fungsi dari investasi. Di mana apabila tingkat suku bunga rendah dapat membuat investasi meningkat dan akan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi.
 3.  Inflasi Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai koefisien regresi sebesar -0,063 dengan nilai sig 0,039. Artinya hipotesis diterima atau inflasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.Â
Sedangkan nilai koefisien regresi adalah negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin meningkat inflasi maka akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi, ini dikarenakan peningkatan laju inflasi yang dapat menyebabkan kurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga dan penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kesejahteraan dan kehidupan masyarakat, yang pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi.
4. Â Jumlah Uang Beredar, BI Rate dan Inflasi Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan hasil pengujian F menunjukkan bahwa nilai F sebesar 12,436 dan sig 0,00. Hal ini berarti secara bersama-sama jumlah uang beredar, BI rate dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.Â
Berdasarkan hasil dari analisis data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 2009 hingga 2018 yaitu; Jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien regresi sebesar 0,804 dan nilai sig sebesar 0,016<; 0,05. Artinya semakin tinggi jumlah uang beredar maka pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi.Â
Rasio BI Â berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien regresi sebesar 0,159 dan nilai sig sebesar 0,022 <; 0,05. Artinya semakin tinggi rasio BI Â maka semakin tinggi pertumbuhan ekonomi. Inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien regresi sebesar -0,063 dan nilai sig sebesar 0,039 <; 0,05.
Banyuwangi, 28 November 2022
Salam hangat,
Julia Siska Wulandari
Sumber :Â
Ambarwati, A. D., Sara, I. M., & Aziz, I. S. A. (2021). Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB), BI Rate dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2009-2018. Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), 4(1), pp.21-27.
Sukirno, S. (2015). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H