Mohon tunggu...
GURU MUDA
GURU MUDA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Ketika keadaan tidak berpihak, maka tulisan adalah suara kecil yang mampu membantumu bertahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru (Sensei) & Negara Jepang

23 Mei 2023   18:53 Diperbarui: 23 Mei 2023   18:58 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan mean scores of participating education systems in PISA 2018, diperoleh skor sebagai berikut 

japan-3-jpg-646ca6f537cb2a100f1ff522.jpg
japan-3-jpg-646ca6f537cb2a100f1ff522.jpg

Sumber: https://www.oecd.org/pisa/

Tingkat literasi di negara Jepang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari skor PISA reading (504) berada di posisi ke 15 dari 79 negara peserta.

Masyarakat Jepang memiliki kebiasaan positif yang mendukung kemajuan negara, yakni membaca. Tidak heran jika kita akan temukan mereka membaca di ragam tempat. Contoh, di subway (kereta api cepat), taman, dan stasiun.

Masyarakat Jepang juga sangat disiplin dengan waktu. Keterlambatan adalah sesuatu hal yang sangat dihindari di sana. Bahkan pernah satu kejadian, akibat terlambat rapat 3 menit, salah satu menteri kabinet Jepang meminta maaf dan didesak mundur.

Karakter jujur yang mereka miliki mengakar hingga di setiap lini kehidupan. Contoh, jika melakukan suatu kelalaian atau kesalahan, secara sadar untuk mengundurkan diri. Menjunjung tinggi rasa malu atas sebuah kesalahan.

  Mindset Masyarakat Jepang terkenal berlomba untuk maju. Fokus ke kerja masing-masing. Mereka akan mencari cara untuk memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan generasi di masa depan.

Salah satu kelebihan Negara Jepang yang mendasar adalah mereka memikirkan segala sesuatu yang diperlukan generasi berikutnya. Contoh, menanamkan karakter jujur dan menyelamatkan bumi.

Dari sejak usia dini, murid di Jepang diajarkan "PEKA" terhadap diri dan orang lain. Guru mengajarkan mereka agar bisa berempati kepada orang lain. Misalnya, ketika 1 orang siswa kehilangan uang, pastinya akan merasa sedih. Sehingga guru menyatakan pada siswa lain, jika menemukan uang yang hilang harap mengembalikan kepada teman yang kehilangan.

"Guru menyuruh siswa manapun yang mendapatkan uang agar memposisikan dirinya kehilangan uang, maka pastinya akan bersedih. Dengan mengajarkan "kepekaan" kepada murid, sikap jujurpun terbentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun