Ketiga, membuang sifat yang suka menghakimi, menyalahkan dan menyerang motif pasangan. Masing-masing perlu menumbuhkan keyakinan bahwa  pasangannya mempunyai motivasi yang sehat dan  patut dihargai. Menumbuhkan kesadaran diri dipanggil sebagai pelindung dan pembela pasangan.
Keempat, pasutri mengembangkan kecerdasan sosialMasing-masing. Membuang sifat cemburu pada pasangan yang  memiliki relasi dan jaringan yang luas. Tidak  menghalangi pasangannya memiliki kelompok sosial sendiri. Individu diberi ruang memiliki komunitasnya tanpa  mengabaikan  keluarganya sebagai prioritas
Terakhir, mengembangjan  persekutuan iman dan kehidupan doa yang baik (spiritual-intimacy). Sebab ada banyak hal keterlibatan Tuhan menjadi penting, terutama saat memutuskan hal yang penting bagi anggota keluarga. Iman, kasih dan pengharapan menjadi penopang perkawinan yang kuat.
Bahan Diskusi
·     Berapa lama Anda pacaran dan seberapa Anda memahami pasangan dengan baik? Jelaskan.
·     Apakah Anda mudah meminta maaf saat bersalah, dan bagaimana pula dengan pasangan Anda? Jelaskan.
·     Apakah Anda mudah bernegosiasi dengan pasangan saat terjadi perbedaan pendapat? Jelaskan.
DARI BUKU: Ketrampilan Perkawinan (Karya Julianto dan Roswitha- PELIKAN
Artikel Lainnya:
Seni Merayakan Hidup yang Sulit