Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makam Belanda "Kerkof" Bukti Perjuangan Rakyat Aceh

18 Agustus 2022   16:29 Diperbarui: 6 September 2022   14:40 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah opsir militer Belanda. Foto: ichsanamri.blogspot.com

Museum ini berada di Jl. Sultan Mahmudsyah No.10, Peuniti, Kec. Baiturrahman , Banda Aceh yang berdekatan dengan pendopo Gubernur Aceh.

Melalui Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 10 Tahun 2002, status Museum Aceh menjadi UPTD Museum Provinsi Aceh dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.

Saat ini, museum ini memiki 5.328 koleksi benda budaya dari berbagai jenis dan 12.445 buku dari berbagai judul aneka macam ilmu pengetahuan.

4. Gedung Sentral Telepon

Sentral Telepon Militer Belanda. Foto: andalastourism.com
Sentral Telepon Militer Belanda. Foto: andalastourism.com
Situs sejarah ini berada di tengah Kota Banda Aceh tepatnya di Jalan Teuku Umar Kelurahan Suka Ramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. Lokasinya tidak jauh dari Taman Sari, Taman Budaya Aceh, dekat juga dengan Museum Tsunami Aceh.

Gedung ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1903, sebagaimana tahun yang tertera di atas jendela bangunan tersebut. Saat itu, gedung ini dimanfaatkan sebagai pusat informasi militer untuk menginfomasikan terkait perang melawan rakyat Aceh.

Dahulu, jaringan telepon ini tembus ke berbagai daerah lain, seperti Uleelheu, Sabang, Sigli, Bireun, Takengon, Lhoksumawe, Lhoksukon, Idi, Peureulak, dan Aceh Tamiang. Selain itu, juga sampai ke wilayah provinsi Sumatera Utaran, seperti Medan, Tanjung Pura, Rantau Prapat, Berastagi, dan Asahan (Rahmadhana, 2020).

 Sejak 1991, bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya nasional.

5. Menara Air (Kolonial Water Toren)  

Menara Air Bangunan Peninggalan Belanda di Banda Aceh. Foto: ajnn.net
Menara Air Bangunan Peninggalan Belanda di Banda Aceh. Foto: ajnn.net
Menara ini terletak di jalan Balai Kota Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. Didirikan pada masa kolonial Belanda pada tahun 1880. 

Semasa penjajahan Belanda, menara ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pendistribusian air bersih di Kota Banda Aceh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun