Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ontologi Kebencian

24 November 2020   01:39 Diperbarui: 24 November 2020   02:42 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap manusia tentunya pernah merasa benci terhadap seseorang atau terhadap sesuatu. Kebencian adalah kondisi mental yang selalu berada dalam penderitaan atau kekesalan sehingga memicu kemarahan dan sakit hati. Kebencian atau perasaan benci merupakan emosi yang kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena (Wikipedia). Hal ini juga merupakan sebuah hal keinginan untuk menghindari, menghancurkan, atau menghilangkannya.

Sebab Kebencian

Secara umum, kebencian timbul disebabkan karena perasaan tidak suka terhadap seseorang atau sesuatu hal. Objek kebencian terbagi dua, yaitu kebencian terhadap diri sendiri secara pribadi dan kebencian terhadap orang lain atau sesuatu hal.

Menurut Gayuh Tri Pinjungwati dalam tulisannya yang berjudul "4 Penyebab Seseorang Membenci Diri Sendiri" menyebutkan bahwa terdapat empat penyebab membenci diri sendiri (self-hate), yaitu:

1. Trauma

Ia menjelaskan bahwa banyak orang dengan kebencian dari dirinya sendiri akibat pengalaman traumatis di masa lalu, seperti korban pelecehan seksual dan korban kekerasan.

2. Menetapkan Ekspektasi yang Salah

Hal ini terjadi pada saat kita ingin bersosialisasi dengan teman kelompok tertentu dan berharap kita akan diterima oleh teman atau kelompok tersebut. Namun, kenyataannya tidak seperti yang kita harapkan, teman atau kelompok tersebut belum atau tidak menerima kita untuk menjadi bagian dari kelompok itu. Sehingga, muncul rasa minder dalam diri kita dan mendorong perasaan untuk menyalahkan diri kita sendiri karena merasa diri kita punya suatu kekurangan atau ketidaksempurnaan seperti yang ada pada kelompok tersebut.

3. Mencoba Menyenangkan Orang Lain

Dalam upaya untuk terhubung dengan orang lain kita mungkin telah belajar dari waktu ke waktu. Kita dapat belajar melalui pengalaman sosial bahwa ketika orang lain bahagia dengan kita, kita merasa bahagia dengan diri kita sendiri. Walaupun ini bukan cara berpikir yang sehat tentang hubungan dah bahkan mungkin mengarah pada pola signifikan ketergantungan. 

Meskipun demikian, beberapa orang merasa hancur ketika mereka tidak dapat memahami kebutuhan orang lain atau mereka merasa telah mengecewakan seseorang. Pernyataan kebencian diri menunjukkan bahwa ketika kita tidak memenuhi harapan orang lain. Kita merasa bahwa ada sesuatu yang salah pada diri kita karena telah gagal atau tidak layak dicintai atau dihargai oleh orang lain.

4. Memiliki Pola Pikir yang Perfeksionis

Seseorang perfeksionis sering dipandang sebagai seseorang yang tidak memiliki rasa bersalah. Mereka mengharapkan kesempurnaan diri mereka sendiri. Seseorang mungkin sering mengembangkan pola pikir perfeksionis dalam upaya melindungi diri kita dari rasa sakit. Mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan supaya semua terlihat sempurna. Sehingga, karena kenyataannya dirinya sendiri tidak sesempurna yang diharapkan yang menyebabkan terjadinya self-hate.

Sedangkan kebencian terhadap orang lain atau sesuatu hal yang lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antipati, dendam, kecemburuan, kedengkian, kegeraman, kehasadan, keirian, kejijikan, kemuakan, kesirikan, kesumat, permusuhan, dan perseteruan.

Cara Mengatasi Kebencian

Menurut Paul Chernyak (id.wikihow.com), terdapat 12 cara mengatasi kebencian terhadap seseorang, yaitu sebagai berikut:

1. Temukan sumber dan penyebab kebencian Anda

Tentukan apa yang sesungguhnya Anda rasakan dan apa sebabnya. Berusahalah memahami diri sendiri dengan menjawab pertanyaan: kapan Anda mulai merasa benci? Apakah karena mengalami satu atau beberapa kejadian? Apakah kebencian ini muncul karena satu atau beberapa orang, misalnya: pasangan, orang tua, atau anggota keluarga? Dengan mengetahui apa yang menimbulkan rasa benci, Anda bisa menentukan cara mengatasinya. Contohnya, jika Anda benci karena orang terdekat membuat Anda kesal atau sedih, berusahalah mengatasinya dengan mengubah ekspektasi Anda kepadanya. Anda tidak bisa mengubah orang lain. Jadi, solusinya adalah mengubah diri sendiri dan belajar menerima apa yang sudah terjadi.

2. Ketahui peran Anda sehingga merasakan kebencian

Sering kali, kebencian kepada orang lain timbul karena kekesalan kepada diri sendiri yang sudah memilih mau disakiti. Di dalam hati, kita mungkin merasa bingung atau malu karena tidak menyadari hal ini. Kita memberontak karena sudah membiarkan pertahanan diri kita runtuh dan mempercayai orang yang melukai perasaan kita. 

Ini berarti, kita marah kepada diri sendiri karena menjadi manusia. Ada pepatah yang mengatakan, "Memendam kebencian sama seperti meminum racun, tetapi berharap orang lain yang mati". Anda memiliki kekuatan untuk memilih apakah ingin mengatasi kebencian atau terus hidup dalam kebencian. Kenali kekuatan Anda dan jangan menyalahkan orang lain.

3. Bertanyalah kepada diri sendiri apakah Anda merasa cemburu atau iri

Rasa iri atau mengingini apa yang orang lain miliki, entah dari aspek materi atau kemampuan, bisa menimbulkan kebencian. Jika Anda benci kepada orang lain karena ia memiliki sesuatu yang Anda inginkan, sia-sia saja jika Anda benci kepadanya. Berusahalah mengetahui apa yang kurang pada diri Anda dan berusahalah mengatasi kebencian dengan memperbaiki kekurangan tersebut.

4. Terimalah apa yang sedang Anda rasakan

Kemarahan dan kebencian adalah perasaan yang sangat dahsyat. Berpura-pura bahwa perasaan tersebut tidak ada atau berusaha mengabaikannya adalah perilaku yang merugikan diri sendiri. Kebencian timbul karena kita melihat situasi tertentu menggunakan perasaan. Akibatnya, kita bersikap tidak pada tempatnya dengan menumbuhkan kebencian atau dendam kepada orang yang tidak kita sukai. Agar bisa pulih, Anda harus menerima apa yang Anda rasakan.

Kemarahan sering menjadi topeng untuk menutupi emosi lain yang sulit dipahami atau diperlihatkan. Orang-orang memilih menunjukkan kemarahan sebab lebih mudah terlihat marah daripada mengungkapkan perasaan ditolak, benci, iri, bingung, atau sakit hati.

Sediakan waktu untuk diri sendiri dan jangan hanya memikirkan apa yang Anda alami, tetapi berusahalah merasakan semua emosi yang muncul karena mengalami kejadian ini. Rasakan kemarahan jika Anda sedang marah. Akuilah penderitaan atau kebingungan yang Anda alami. Jangan berusaha menghindari perasaan tersebut. Situasi ini baru bisa diatasi jika Anda mau menerima apa yang sedang Anda rasakan.

5. Ceritakan kepada teman atau orang yang Anda percayai

Temui seseorang yang bisa Anda ajak bicara dan ceritakan apa yang terjadi sehingga Anda merasa sangat benci. Menceritakan perasaan kepada orang lain membuat Anda mampu melihat situasi secara lebih objektif. Orang lain mungkin akan mengenali pola perilaku Anda yang memicu terjadinya masalah ini dan membantu Anda menemukan solusinya, jadi, memiliki teman bicara selalu ada gunanya.

6. Tulislah apa yang orang lain lakukan sehingga Anda merasa benci

Tulislah setiap kejadian yang bisa Anda ingat sedetail mungkin, jangan ada yang ketinggalan. Setelah itu, tulislah sifat-sifat orang yang membuat Anda benci tanpa berniat menghinanya. Apakah ia egois, kasar, kejam, tidak sopan? Pikirkan apa yang ia lakukan dan tentukan perilaku tersebut termasuk kategori sifat buruk yang mana.

Setelah itu, tulislah apa yang Anda rasakan karena perlakuannya. Buatlah catatan untuk menggali lebih dalam apa yang mendasari kemarahan Anda, alih-alih hanya untuk meluapkan rasa marah. Terakhir, tulislah bagaimana perilaku tersebut dan perasaan Anda memengaruhi kehidupan Anda. Contohnya, jika pasangan Anda berbohong, mungkin Anda akan marah, sedih, dan benci. Kebohongannya membuat Anda sulit memercayai orang lain atau berteman akrab dengan orang lain sebab Anda takut ia akan menyakiti Anda juga

7. Katakan kepadanya bahwa ia sudah membuat Anda benci

Kita akan selalu berusaha mengerti jika orang yang kita cintai menyakiti perasaan kita. Akan tetapi, mengetahui apa sebabnya seseorang menyakiti Anda tidak serta-merta menyelesaikan masalah sebab ia sendiri mungkin tidak tahu mengapa ia melakukan hal tersebut. Namun, Anda bisa memulihkan diri dengan mengajaknya berbicara berdua saja.

8. Jangan menyesali masa lalu

Hentikan kebiasaan menyesali masa lalu dengan memikirkan masalah berulang-ulang sehingga Anda terpisah dari masa kini dan dipenuhi emosi negatif. Penyesalan akan masa lalu adalah salah satu penyebab kebencian. Oleh sebab itu, mulailah belajar mengendalikan pikiran agar Anda mampu menghilangkan rasa sesal. Ada 3 cara mengatasi penyesalan, yaitu:

  • Berfokuslah pada solusi, bukan pada masalah. Ini adalah cara tepat mengatasi kebencian yang berorientasi pada masa depan. Anda tidak akan mencapai apa-apa jika terus memikirkan apa yang sudah terjadi. Belajarlah dari pengalaman agar Anda mampu mengembangkan diri. Tulislah beberapa cara mengatasi keadaan saat ini, misalnya dengan meningkatkan kemampuan mengendalikan stres atau menyesuaikan ekspektasi Anda kepada orang lain.
  • Tinjau ulang analisis masalah yang Anda buat. Adakalanya, kita memendam rasa benci karena kita menganggap orang lain sudah berbuat salah. Mungkin ia sendiri tidak tahu apa yang salah dengannya atau tidak berniat menyakiti Anda, seandainya ia memang bersalah. Berusahalah melihat situasi yang sedang terjadi secara realistis. Apakah orang lain mampu membaca pikiran Anda?
  • Berfokuslah pada kekuatan Anda. Jika seseorang menyakiti perasaan Anda, alih-alih sibuk mencari tahu kekurangan Anda, kenali kekuatan Anda untuk memperbaiki keadaan. Contohnya, jika ada teman membuat Anda benci, kekuatan Anda adalah persahabatan yang baik dengan teman yang lain. Selain itu, kemampuan memaafkan orang lain apa pun kesalahannya adalah salah satu potensi kekuatan Anda.

9. Tulislah sifat positif orang yang menyakiti Anda

Mungkin Anda tidak menyukai cara ini, tetapi kemampuan mengakui sifat positif orang yang pernah menyakiti Anda adalah cara mengatasi kebencian dan melihat situasi secara lebih objektif. Setiap orang bisa berbuat salah, tetapi tidak ada seorang pun yang hanya memiliki keburukan sebab semua orang memiliki kebaikan. Jadi, berusahalah melihat kebaikannya.

10. Maafkan orang lain

Luka yang disebabkan oleh orang-orang yang kita cintai akan tetap ada. Namun, menyimpan dendam hanya menghambat pemulihan dan pertumbuhan diri sendiri. Ambillah keputusan untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti Anda. Memaafkan bukan berarti Anda harus tetap bersamanya seumur hidup, bukan juga melupakan apa yang sudah terjadi. Memaafkan berarti membebaskan diri dari rasa marah agar Anda mampu melepaskan emosi negatif yang selama ini terpendam dan menjadikan Anda pribadi yang lebih baik.

11. Temukan pemahaman spiritual

Jika Anda ingin mengembangkan kehidupan spiritual, berusahalah menemukan makna dari situasi yang Anda alami. Apakah hal ini terjadi agar Anda mampu memberikan kesaksian kepada orang lain? Apakah kesulitan yang sudah berhasil Anda atasi bisa menjadi sumber inspirasi atau kekuatan bagi orang lain? Selain itu, ada keyakinan tertentu yang mengajarkan bahwa kebencian kepada orang lain akan merusak kesejahteraan spiritual. Berdoa, bermeditasi, atau berkonsultasi dengan pembimbing spiritual bisa membantu Anda mengatasi kebencian.

12. Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan mental

Jika Anda belum bisa memaafkan dan mengatasi kebencian, temui ahli kesehatan mental. Memendam kemarahan dan menyimpan dendam akan memengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional. Untuk menghilangkan rasa sesal, sebaiknya Anda mengikuti terapi untuk mengendalikan kemarahan atau terapi perilaku dari aspek kognitif (Cognitive Behavioral Therapy [CBT]).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun