Mohon tunggu...
Sian Hwa
Sian Hwa Mohon Tunggu... lainnya -

Doyan nyampah di dumay. Wajib bikin novel yang keren badai. Penggila film dan buku. Bipolar dan insocially competent.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menggugat Orisinalitas Cerpen "Lilin Merah di Belakang Meja Mahyong"

10 April 2016   14:30 Diperbarui: 12 April 2016   09:24 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

- (Hal 43) Bibi Lin tampak jengkel seakan-akan aku anak tolol, “Mana bisa kami main hanya dengan tiga orang? Seperti meja dengan tiga kaki, tidak imbang...

Isi cerpen:

- “Lilin merah itu merupakan ikatan perkawinan. Lilin itu berarti dia tak boleh bercerai, apa pun yang terjadi. Dia tak boleh menikah lagi walau pun suaminya meninggal dunia. Lilin merah itu menyegelnya untuk mengabdi pada suami dan keluarganya untuk selama-lamanya, tanpa kompromi.

Cuplikan novel:

- (hal 91) Aku masih ingat Lilin itu merupakan suatu ikatan perkawinan yang lebih berharga daripada ikrar secara Katolik untuk tidak bercerai. Lilin itu berarti aku tak boleh bercerai, dan selamanya aku tak boleh menikah lagi, walaupun seandainya Tyan-yu meninggal. Lilin merah itu menyegelku dan suamiku serta keluarganya untuk selamanya tanpa kompromi.

Penamaan dalam cerpen seperti Ying-ying dan keluarga Jong, juga tercantum dalam novel The Joy Luck Club.

Penggalan kalimat dalam cerpen: ...Dia meniup ujung lilin yang bertuliskan nama suaminya saat pesuruh mak comblang tertidur ketika menunggu lilin itu. Dia berharap, matinya lilin sama arti matinya pernikahan mereka.

Memang berlainan dengan cuplikan novel, tapi memperkuat dugaan saya bahwa pengarang cerpen mengoplos dari halaman 91: ...Aku melihat si Mak Comblang meletakkan lilin merah yang menyala itu di sebuah tempat yang berwarna emas, lalu menyerahkannya kepada seorang pembantu yang tampak gugup. Si Pembantu diberi tugas mengawasi lilin ini selama pesta dan sepanjang malam, untuk memastikan tak ada nyala apinya yang padam. Pagi harinya, pembantu ini harus menunjukkan hasilnya, seonggok kecil debu hitam, lalu mengumumkannya, “Lilin ini terbakar tanpa terputus pada kedua ujungnya. Ini perkawinan yang tak mungkin diputuskan.”

Berdasarkan kejanggalan yang terkesan tempelan tersebut, saya menganggap cerpen Lilin Merah di Belakang Meja Mahyong TIDAK ORISINAL, HASIL MUTILASI karangan orang lain dan kental dengan ‘peminjaman tanpa izin atau mencantumkan kalimat tanpa mengakui keberadaan pengarang asli’. Antara lain beberapa ungkapan seperti posisi timur dalam meja permainan mahyong, yang sebenarnya dipilih, karena posisi ini adalah posisi dealer/bandar, dan yang memulai permainan.

Dalam novel Amy, posisi timur dalam posisi duduk meja mahyong dinyatakan sebagai awal mula sesuatu, karena awal mula cerita adalah Su-yuan (si ibu yang meninggal) merupakan leader dari empat anggota klub main mahyong tersebut, berasal dari Asia Timur (China) dan berakhir di utara (North), yang secara implisit menyebutkan Amerika Utara (USA).

Kutipan posisi ini ada dalam cerpen persis, sesuai dengan isi novel, juga membicarakan tentang posisi duduk meja mahyong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun