Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memupuk Bahagia, Beginilah Suasana Hidup di Desa Bersahaja dan Penuh Karya

20 Oktober 2024   09:55 Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:30 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga memasak menggunakan tungku dan kayu bakar di Desa Margaasih, Cicalengka, Kab. Bandung, Jawa Barat, Ahad, (20/10/2024). (Dokumentasi pribadi)

Pagi Ahad, 20 Oktober 2024, menjadi hari yang istimewa.

Kembali lagi saya menginjakkan kaki di kampung halaman, sebuah desa yang begitu saya rindukan.

Setiap kunjungan, seakan membawa saya pada sebuah pelarian dari hiruk pikuk kota. Di sini, waktu seolah berjalan lebih lambat, dan setiap detik terasa begitu berharga. 

Udara segar menyambut saya begitu keluar dari kendaraan. Bunyi burung berkicau dan gemericik air sungai menjadi alunan musik alam yang menenangkan.

Rumah-rumah panggung tradisional berdiri kokoh, menjadi saksi bisu akan kearifan lokal yang masih terjaga.

Berjumpa dengan sanak saudara dan tetangga adalah momen yang paling saya nantikan. Keakraban dan kehangatan yang mereka berikan selalu berhasil membuat saya merasa di rumah. 

Obrolan ringan sambil menikmati secangkir kopi hangat di beranda rumah, menjadi ritual yang tak terlupakan.

Petani sedang panen ubi di Desa Margaasih, Cicalengka, Kab. Bandung, Jawa Barat, Ahad, (20/10/2024).(Dokumentasi pribadi)
Petani sedang panen ubi di Desa Margaasih, Cicalengka, Kab. Bandung, Jawa Barat, Ahad, (20/10/2024).(Dokumentasi pribadi)
Masyarakat desa mayoritas berprofesi sebagai petani. Ladang-ladang hijau membentang luas, menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. 

Proses menanam, merawat, hingga memanen padi dan ubi dilakukan secara gotong royong. Nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan begitu kental terasa dalam setiap aktivitas mereka.

Dapur-dapur rumah masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama. Aroma masakan tradisional yang khas begitu menggoda selera.

Sederhana namun kaya akan rasa, itulah ciri khas masakan desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun