Egalitarianisme
Pandangan yang lebih setara antara laki-laki dan perempuan memunculkan kesadaran bahwa pernikahan bukanlah satu-satunya bentuk komitmen dalam hubungan.
Munculnya pandangan egalitarianisme, yang menekankan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita memandang hubungan.Â
Jika sebelumnya pernikahan dianggap sebagai satu-satunya bentuk komitmen yang sah dan diakui secara sosial, kini pandangan tersebut mulai terkikis. Kesadaran akan kesetaraan gender telah mendorong individu untuk meredefinisi makna komitmen dalam hubungan.
Konsep egalitarianisme menyiratkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam hubungan. Tidak ada lagi pandangan tradisional yang menempatkan laki-laki sebagai pencari nafkah utama dan perempuan sebagai pengasuh keluarga.Â
Perubahan ini telah membuka ruang bagi beragam bentuk hubungan, di mana komitmen tidak selalu harus diwujudkan dalam bentuk pernikahan formal.
Toleransi terhadap Diversitas
Masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap berbagai bentuk hubungan, termasuk kohabitasi.
Masyarakat modern semakin menunjukan sikap toleransi yang tinggi terhadap keberagaman atau diversitas. Dulu, pandangan masyarakat cenderung homogen dan kaku, namun kini, seiring dengan perkembangan zaman dan globalisasi, masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap berbagai bentuk perbedaan, termasuk perbedaan dalam hal hubungan interpersonal.Â
Salah satu manifestasi dari sikap toleransi ini adalah penerimaan yang semakin luas terhadap berbagai bentuk hubungan, termasuk kohabitasi.
Konsep keluarga dan hubungan yang dianggap "normal" telah mengalami pergeseran seiring waktu. Jika sebelumnya pernikahan heteroseksual dianggap sebagai satu-satunya bentuk hubungan yang sah dan diterima secara sosial, kini pandangan tersebut mulai terkikis.Â