Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Film G30S/PKI Masih Diputar dan Relevansi Hingga Kini

29 September 2024   18:27 Diperbarui: 29 September 2024   18:41 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film ini seringkali memicu polarisasi opini dan memperkuat persepsi negatif terhadap kelompok tertentu, sehingga sulit bagi masyarakat untuk mencapai titik temu.

Peristiwa serupa terjadi di negara lain, di mana film dan media massa justru memperpanjang konflik dan menghambat proses perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media yang tidak bijaksana dapat memiliki konsekuensi yang serius bagi masyarakat.

Proses rekonsiliasi nasional membutuhkan lebih dari sekadar pengungkapan kebenaran. Keadilan transisional juga mencakup aspek-aspek seperti akuntabilitas, reparasi, dan jaminan tidak terulangnya pelanggaran HAM di masa depan. Film ini, dengan cara penyajiannya yang bias, justru menghambat tercapainya tujuan-tujuan tersebut.

Pemerintah memiliki peran penting dalam memfasilitasi proses rekonsiliasi nasional. Dengan mengeluarkan kebijakan yang mendukung dialog, toleransi, dan pemahaman antar kelompok, pemerintah dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi penyembuhan luka masa lalu.

Kesimpulan

Film G30S/PKI adalah sebuah karya yang kompleks dan multiinterpretasi. Relevansi film ini terus menjadi perdebatan yang menarik. Di satu sisi, film ini dapat menjadi sarana untuk mengingat sejarah dan mencegah terulangnya peristiwa buruk. Di sisi lain, film ini juga dapat memicu perpecahan dan menghambat proses rekonsiliasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun