Apa sebenarnya agenda politik yang ingin dicapai melalui pemutaran film ini? Beberapa analisis menunjukkan bahwa film ini digunakan sebagai alat propaganda untuk membenarkan rezim yang berkuasa dan mendelegitimasi kelompok oposisi.
Jika kita melihat dalam konteks sejarah, penggunaan film sebagai alat propaganda bukanlah hal yang baru. Rezim-rezim otoriter lainnya di berbagai belahan dunia juga sering menggunakan film untuk membentuk opini publik dan mengkonsolidasikan kekuasaan.
Teori konspirasi seputar peristiwa 1965 dan film ini semakin menguat. Beberapa pihak berpendapat bahwa ada kekuatan-kekuatan di balik layar yang sengaja membenturkan berbagai kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan politik tertentu.
Pertanyaan yang perlu kita tanyakan adalah apakah kita akan terus mengulangi kesalahan masa lalu? Atau kita akan belajar dari sejarah dan membangun masyarakat yang lebih demokratis dan inklusif?
Namun, relevansi film G30S/PKI juga seringkali dipertanyakan. Beberapa kritik yang sering dilontarkan adalah:
Distorsi Sejarah
Banyak pihak yang menilai bahwa film ini tidak sepenuhnya akurat dalam menggambarkan peristiwa sejarah. Ada tuduhan bahwa film ini lebih bersifat propaganda daripada sekedar penyampaian fakta sejarah.
Apa saja distorsi sejarah yang paling mencolok dalam film ini? Beberapa contohnya adalah penyederhanaan kompleksitas peristiwa, pengaburan peran aktor-aktor sejarah, dan penekanan pada aspek-aspek yang menguntungkan pihak tertentu.
Memupuk Kebencian
Beberapa kalangan berpendapat bahwa film ini justru memicu permusuhan dan kebencian terhadap kelompok tertentu, terutama terhadap kelompok yang diidentikkan dengan PKI.
Bagaimana film ini dapat membentuk persepsi dan sikap individu terhadap kelompok tertentu? Studi psikologi menunjukkan bahwa paparan terhadap media yang bias dan stereotip dapat membentuk prasangka dan kebencian.