Film ini dapat menjadi salah satu pemicu konflik sosial yang berkepanjangan. Sejarah mencatat bahwa film dan media massa seringkali digunakan untuk mengobarkan semangat nasionalisme yang ekstrem dan memicu permusuhan antar kelompok.
Film ini memperkuat politik identitas yang berbasis pada ideologi dan afiliasi politik. Dengan menggambar kelompok tertentu sebagai musuh, film ini mempersempit ruang dialog dan memperkuat polarisasi di masyarakat.
Jika kita ingin membangun masa depan yang lebih damai dan toleran, kita perlu belajar dari kesalahan masa lalu. Film ini menjadi pengingat penting tentang bagaimana media dapat digunakan untuk memanipulasi opini publik dan memicu konflik.
Tidak Relevan dengan Konteks Masa Kini
Ada yang berpendapat bahwa peristiwa G30S/PKI adalah peristiwa masa lalu dan tidak relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Namun, apakah benar peristiwa sejarah semata-mata hanya menjadi bagian dari masa lalu? Banyak peristiwa sejarah yang memiliki implikasi jangka panjang terhadap kondisi sosial, politik, dan budaya suatu bangsa.
Padahal, banyak isu kontemporer yang memiliki akar sejarah yang sama. Misalnya, isu intoleransi, radikalisme, dan polarisasi politik masih terus menghantui bangsa Indonesia hingga saat ini.
Namun, pemahaman yang tepat terhadap sejarah sangat penting untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat menghindari pengulangan kesalahan masa lalu dan mengambil pelajaran berharga untuk menghadapi tantangan masa kini.
Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga ingatan kolektif bangsa. Dengan memahami sejarah, generasi muda dapat berperan aktif dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Mencegah Rekonsiliasi
Beberapa pihak berpendapat bahwa film ini justru menghambat proses rekonsiliasi nasional, karena terus membuka luka lama dan memperpanjang perdebatan.