Bayangmu tak pernah urung oleh waktu.
Detik, menit, jam bahkan hari terus ku terselimuti olehmu.
Gambarmu tak pernah lapuk akan masa.
Di sudut kananku, sudut kiriku, depan pandanganku, bahkan di jauh pandanganku.
Kau terus manari-nari indah menggodaku.
Suaramu seakan selalu menyeringai di telingaku.
Dalam lengangku, dalam sibukku, bahkan dalam egoku
Terdengar seirama nada tidur yang mengasyikan.
Otakku, kepalaku seakan penuh olehmu
Menerjang ganas.
Bagaikan pijaran matahari
Menembus relung nadi.
Bagaikan terjangnya kereta api
Menyelinap aliran darah.
Bagaikan kromosom-kromosom yang berlarian gempita
Hingga kumenggigil iba.
Akan harapan tentangmu
Membuncah inginku.
Meronta asaku.
Berlariku seakan 'tak pernah lelah.
Namun, dinding tebal ini.
Selalu menghadangku.
Bergerak tangkas, menerjang tuntas.
Menjungkalku terhempas.
Dan ku selalu bangun dan bangun lagi
Karena  asa dalam jiwa ini akan terus berkobar tuk mampu menggapaimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H