Anusapati yang  mengetahui bahwa nyawanya terancam oleh Tohjaya menjadi lebih berhati hati. Dia melindungi dirinya sedemikian rupa. Tempat tidurnya dikelilingi kolam, Di halamannya ditaruh para penjaga dengan senjata dan juga orang-orang kepercayannya membantu melindungi dia dari itu. " dengan pasukan sebanyak ini, Tohjaya tidak akan bisa membunuhku," pikir Anusapati tersenyum dan bisa tidur pulas.
Pada suatu ketika, Tohjaya datang menghadap Anusapati sambil membawa seekor ayam jantan.
"ada apa dinda datang menghadap."
"Kanda, aku ingin bertanya apakah keris buatan Mpu gandring itu ada pada kanda?"
"iya , ada apa dinda?"
"aku minta keris itu kanda." Memang sepertinya sudah jadi takdir atau gimana, tapi Anusapati memberikan keris itu kepada Adik tirinya. Keris itu kemudian diselipkan ke pinggangnya, sementara keris yang lama diberikan kepada hambanya.
"Kanda, marilah kita mengadu ayam."
"Gak papa sih, kebetulan aku punya ayam jago yang kuat dan hebat." Â "hei, segera ambil ayamku,"diperintahkan tukang penjaga kurungan ayam untuk mengambil ayamnya. Anusapati ini suka banget sabung ayam.
Akhirnya mereka sabung ayam. Anusapati  yang sangat fokus meliha ayam jagonya menjadi lengah dan dengan segera ditusuk oleh Tohjaya dengan keris Mpu Gandring. " mampus kau Anusapati. Inilah pembalasan dendamku karena kau telah membunuh ayahku."
Anusapati hanya melihat adiknya dengan wajah terkejut dan kemudian jatuh ke tanah bersimbah darah.  Anusapati meninggal di tahun 1171 Saka dan di candikan di Kidal (perlu diingat bahwa tahun tahun kematian dari para raja singasari menurut paraton  berbeda dengan sumber lain dan yang saya tulis disini adalah versi pararaton)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H