Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You?

2 April 2017   13:07 Diperbarui: 4 April 2017   15:13 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tapi apa Sya?” tukas Anna ingin tahu.

“Aku gak yakin, Ann, kayanya Piyu gak suka sama aku, dia cuek banget, gak pernah nanggepin aku...” ungkap Raisya pesimis.

“Ah, perasaan Kamu aza kali, Piyu orangnya supel kok, bisa ngobrol sama siapa aza,” sanggah Anna, “Pokoknya, Kamu gak boleh nyerah ya, kejar terus! Segala sesuatu kan butuh pengorbanan, dan pastinya aku selalu dukung Kamu, ok,” lanjutnya memberi semangat, sambil menepuk bahu Raisya. Raisya tersenyum, tenang.

“Thanks ya Ann, ini cinta pertamaku...” kata Raisya, matanya berbinar.

“Nah gitu dong, chayyo!”

Sejak saat itu, Raisya mulai menunjukkan perhatianya pada Piyu. Memang benar, Piyu seperti kurang suka. Dan sebagai sahabat, Anna tidak mau mengendurkan semangat Raisya, ia terus mendukung dan membantunya mencari strategi-strategi yang mungkin bisa meluluhkan hati Piyu.

Anna tidak mau sahabatnya patah hati, apalagi ini cinta pertamanya. Dan sepertinya Piyu memang cocok untuk Raisya. Supel, rapi dan tentu saja ganteng. Anna berharap, semoga suatu hari nanti cinta mereka bisa bersatu.

Namun, hingga sejauh ini belum ada perkembangan yang berarti, Piyu tetap saja bersikap cuek sama Raisya, bahkan terkesan menjauh dan membuat dinding pemisah. Ataukah Piyu memang tidak suka sama Raisya? Tapi alasannya apa? Raisya anak yang baik, cantik, ramah, dan tidak pernah membuat masalah. Kalau memang benar Piyu tidak suka sama Raisya, tidak perlu bersikap seperti itu, sedikit menjaga perasaan Raisya mungkin akan lebih bijaksana.

Sebenarnya, Anna merasa kasihan sama Raisya, ia sering kecewa karena sikap Piyu. Piyu seolah tidak pernah menganggapnya ada. Namun, Anna juga tidak mau sahabatnya kehilangan harapan dan cinta. Ia tahu betul, semakin hari, cinta Raisya pada Piyu semakin besar. Meski sering dikecewakan, tapi cinta Raisya begitu tulus.

“Sya, gimana perasaan Kamu sekarang?” tanya Anna suatu waktu.

“Maksud Kamu?” Raisya balik tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun