Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sisa-sisa Cinta

18 Maret 2017   19:11 Diperbarui: 18 Maret 2017   19:59 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pindahan? Kemana? Kenapa? Udah dapet rumahnya?” Mas Han memberondong dengan berbagai pertanyaan.

“Satu-satu dong nanyanya, jangan rombongan gitu!” protes Miranti, mungkin merasa diinterogasi. Mas Han tersenyum.

“Iya, aku mau pindahan, Mas. Pengennya sih ke daerah atas, Sarijadi atau Gegerkalong gitu, ya biar deket aza ke tempat kerja, terus juga biar belajar mandiri. Selama ini aku kan numpang di rumah sodara, lama-lama gak enak juga. Tapi, rumahnya belum dapet, makanya besok mau nyari dulu, Mas bisa nemenin, kan?” jelas Miranti. Dia memang bukan asli Bandung, tapi pendatang dari Purworejo, Jawa Tengah.

“Besok ya?” tanya Mas Han lirih sambil garuk-garuk kepala. Terlihat ada kerutan di keningnya.

“Iya, besok libur, kan?” Miranti menegaskan. “Atau, Mas sudah ada acara sama Istri Mas?” Miranti menyelidik, “Kalau gak bisa juga gak apa-apa kok. Mungkin aku sendiri aza,” Miranti memutuskan. Namun raut kecewa tergambar jelas di wajahnya.

“Oh, enggak, enggak, Mas bisa kok!” Mas Han menyatakan kesiapannya. Seulas senyum terpampang di bibirnya. Meski tampak kaku.

“Yang bener, Mas?” Miranti berseru riang.

“Iya, Mas bisa kok.” Mas Han memastikan.

“Yeah, makasih ya, Mas!”

Dan, seperti yang sudah direncanakan, besoknya mereka menyusuri jalan-jalan dan gang-gang untuk mencari rumah kontrakan buat Miranti. Ternyata mencari rumah kontrakan itu gampang-gampang susah, ada yang cocok tapi sudah diisi orang lain, ada yang kosong tapi tempatnya kurang suka. Mungkin hampir mirip dengan mencari jodoh, ditunggu tidak datang-datang, dikejar dia lari. Ada yang kosong, tapi kurang srek, ada yang srek, tapi sudah ada yang punya. Huh!

“Jadi mau yang mana, Ran? Udah nentuin pilihan?” tanya Mas Han, saat mereka berhenti di warung nasi, sambil rehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun