Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Ujung Penantian

30 Desember 2016   20:11 Diperbarui: 30 Desember 2016   20:39 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi tidak terdengar jawaban dari sebrang. Malah terdengarnut nut nut, panggilan diputus. Ternyata Rifan cuma misscalled. Hmmh....

***

Selama dua minggu di kampung membuat fikiranku benar-benar fresh. Area persawahan yang menghijau,gemericik air sungai yang jernih, kicau burung, makan bersama, belajar ngajiadalah hal yang membahagiakan buatku. Aku bahkan sampai lupa kalau aku belummengerjakan tugas anatomi, padahal harus dikumpulkan besok, di hari pertamamasuk kuliah. Sebenarnya sudah berniat mengerjakan di rumah, sembari liburan.Tapi suasana ceria yang terjalin, membuat aku terlena dan lupa. Ah, sejatinya belumterlambat, bisik hatiku menenangkan diri. Setidaknya aku masih punya malam iniuntuk mengerjakan. Begitu tiba dikosan nanti, aku harus menyelesaikannya, meskidengan kerja keras, sistem kebut semalam. 

Jujur, berpamitan kepada keluarga adalah hal yang palingenggan kulakukan. Karena artinya aku harus meninggalkan mereka dan kembali kekosan. Aku masih ingin tinggal di sini, bersama mereka. Mendengar dongeng bapaktentang zaman perjuangan dulu, cerita yang turun temurun dari kakek. Ataumembantu ibu memasak sambel goreng kesukaan keluarga. Juga bercanda tawabersama adik-adik. Aku sangat mencintai keluargaku.

Tapi kecintaan ini pulalah yang menyalakan tungku semangatku,untuk segera kembali menggapai mimpi dan harapan yang mereka gantungkan dileherku. Insya Allah. 

***

 

Terminal bis ini cukup ramai. Banyak orang terlihat gelisahmenunggu datangnya bis yang akan membawa mereka ke tujuan masing-masing.Kebanyakan dari mereka masih muda, usianya tidak terlalu jauh denganku. Mungkinmereka juga sama, habis liburan UAS. Tapi, banyak juga bapak-bapak, ibu-ibu,atau sebuah keluarga.

Aduuuh, kok bisnyatelat banget sih? Jam berapa aku sampai di Bandung nanti? Mana tugas anatomibelum, lagi. Duuh! Ada sedikit penyesalan, kenapa tidak mengerjakan dirumah kemarin, padahal buku-buku dan bahan-bahan lain sudah kubawa, walaupunsebenarnya membuat berat bawaanku. Tapi, sudahlah, penyesalan tidakmenyelesaikan masalah.

"Radish!" panggil seseorang yang tiba-tiba sudahada di sampingku. Cowok berkulit putih, memakai setelan jins biru belel, sepatumerek terkenal warna hitam garis-garis putih, kaos oblong hitam agak belel jugadan tas gendong biru nemplok di punggungnya. Rambut agak gondrong, dan telingaberanting. Kumis dan janggut dibiarkan tumbuh. Di tangannya terselip sebatangrokok yang masih menyala.

"Kenapa?! Lo kaget?!" tanya cowok itu, setelahsekian lama aku hanya bengong. "Atau udah gak kenal gue?! Heh ?!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun