Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Ujung Penantian

30 Desember 2016   20:11 Diperbarui: 30 Desember 2016   20:39 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari hampir tenggelam, saat aku melangkahkan kaki menyusurigang kecil menuju rumah kos, tempat dimana aku tinggal. Di atas sana, semburatlembayung senja menebarkan sejuta pesona keindahan, berwarna jingga, menyorotawan-awan, membentuk siluet, seperti sebuah negeri khayalan. Aku senang melihatlembayung, bagiku, keindahannya melebihi apapun yang pernah kulihat, sangatmenakjubkan. Sungguh, sebuah maha karya yang tak ada tandingannya. Masya Alloh.

Hari ini, jadwal kuliahku cukup padat, ditambah dengan beberapa praktikum, membuat energiku hampirterkuras. Aku lelah, dan ingin secepatnya tiba di kamar agar bisa rebahan,untuk sekedar melemaskan otot-otot dan mengendurkan urat syaraf. Tapi apa daya,hanya sedikit energi yang tersisa, akupun hanya bisa berjalan perlahan.

Sudah hampir tiga tahun aku tinggal di kota ini, untuk menimbailmu guna mengejar cita-cita. Aku ingin menjadi seorang dokter. Dan rencanaku,setelah lulus nanti, aku ingin mngabdikan diri di daerah asal. Mungkinterdengar klise, tapi setidaknya sampai saat ini cita-citaku belum berubah. Insya Allah, jika Allah mengizinkan.

Aku senang tinggal di tempat kostku, makanya sejak pertamakuliah, aku belum pernah pindah. Selain lokasinya yang tidak terlalu jauh darikampus --bisa ditempuh dengan jalan kaki-- pribuminya pun cukup familiar. Danyang terpenting, teman-temannya sangat baik, pengertian dan gak rese. Semuanyaada tujuh orang, termasuk aku, perempuan semua. Sebenarnya kamarnya ada lima,tapi karena ada dua kamar yang diisi berdua, jadi total penghuni ada tujuh orang.

Kosan kami terdiri dari dua lantai. Tiga kamar di lantaibawah dan dua kamar di lantai atas. Di masing-masing lantai terdapat dua buahkamar mandi dan satu dapur yang letaknya di ujung. Di dekat kamar mandi adasebuah pintu, menuju tempat jemuran. Aku tinggal di kamar atas, yaitu kamarpertama dari tangga. Sebelahku adalah kamar Astri dan Nina. Mereka tinggalberdua, karena mereka satu jurusan, dan satu kelas. Selain itu, mereka jugaberasal dari daerah yang sama, bahkan konon mereka satu SMA dan sudahbersahabat sejak kecil. Mereka mahasiswi jurusan biologi. Tepat di bawahkamarku adalah kamar Winda, ia mahasiswi statistik. Sebelah kamar Winda adalahkamar Ayu, ia mahasiswi ilmu komunikasi. Dan di sebelah kamar Ayu, adalah kamarNita dan Dewi. Nita adik tingkatku, satu jurusan denganku, sementara Dewijurusan Sastra Indonesia. Mereka berdua mahasiswi baru. Di kosan ini, merekamengisi kamar bekas Kak Irene yang sudah diwisuda tahun lalu.

Ah, tidak terasa langkahku sudah sampai. Kok sepertinya masihsepi? Hmm... mungkin teman-teman masih belum pulang, masih ada kegiatan. Halseperti ini memang bukan hal yang aneh bagiku. Sebagian dari teman-teman koskutergolong aktifis di organisasi mahasiswa. Aku sendiri mulai mengurangikegiatan ekstra. Di tahun ketiga ini, aku harus lebih serius lagi dalammengikuti kuliah, karena materinya semakin padat dan sulit. Aku tidak mauketinggalan. Dan aku ingin segera lulus. Aamiin.

Aku pun segera menaiki tangga yang letaknya di samping kamar Winda.Alhamdulillah, akhirnya sampai juga.Lalu kuambil kunci kamar dari dalam tas dan langsung membuka pintu. Tiba-tibaAstri keluar dari kamarnya, rupanya ia sudah pulang, syukurlah, aku pun tidaksendirian.

"Baru pulang, Sha?" tanya Astri.

"Iya nih, cape banget. Kamusendirian? Nina mana? Tumben kalian gak bareng?" tanyaku setelah yakinkalau Nina tidak ada, karena biasanya anak itu kalau ada orang ngobrol sukanyamber kaya bensin.

"Nina sedang ke toko bukunyari bahan buat bikin makalah. Aku gak ikut, kebagian beres-beres kamar dan masakair. Bagi-bagi tugas lah," jelas Astri.

 "Ooohh, ya deh...  Aku masuk dulu ya," pamitku. Dan, tanpa menunggujawaban Astri, aku segera masuk ke kamar, penat sekali, haus pula. Enaknya sihminum teh manis anget, katanya teh bisa menyegarkan tubuh. Tapi....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun