"Ohhhhh, itu.... Itu Namanya sesajen, biasanya digunakan untuk memberi sesembahan untuk keluarga kita yang sudah tidak ada." Jawab ibu dengan nada halus.
"Dimas baru pertama kali lihat buu." Seru dimas dengan nada penasaran.
"Dimas sayang jangan disentuh ya nanti dimarahin loh sama kakek nenek." Seru ibu dengan nada memperingati.
Dimas menyalimi kakek dan neneknya, Dimas masuk ke kamar dan bermain. Tak lupa dia membawa setoples makanan untuk cemilan. Dia mengingat perbincangan dengan sepusupnya beberapa bulan sebelum dia kesini.
Beberapa minggu yang lalu.
Dimas menatap ponselnya yang berdering di atas tempat tidur. Dia meletakkan novel yang sedang dibacanya di atas meja terlebih dahulu lalu berjalan meraih ponselnya. Terdapat nama kak Anis sepupunya. Dimas mengeres ikon hijau lalu menempelkan ponsel ditelinganya.
"Hallo?" Dimas membuka percakapan telebih dahulu.
"Ha...low, apa kabar?" Suara kak anis terdengar antusias.
"Dimas baik kok, kakak sendiri gimana?"
"Baik lah..., hehe..." Kak Anis terkekeh di akhir kalitnya. "kakak denger beberapa pekan lagi kamu mau ke rumah kakek nenek yaaa?"
"iya nihh, kok bisa tau siii? Ada apa?"