- Rest yaitu penderita harus senantiasa beristirahat.
- Ice yaitu jika terjadi luka pendarahan dapat dibekukan dengan mengompres menggunakan es.
- Compression yaitu luka harus dibebat atau dibalut dengan perban.
- Elevation yaitu berbaring dan meninggikan luka tersebut lebih tinggi dari posisi jantung.
Para penderita tersebut dapat mengontrol pendarahan yang dialaminya dengan memberikan suntikan protein yang tepat. Pemberian suntikan protein ini dapat dilakukan apabila pendarahan sedang terjadi dan tergantung juga pada kondisi dan keadaan penderita. Perawatan jenis ini disebut dengan terapi on demand. Sebagai tindakan preventif, pemberian suntikan secara reguler pada penderita dinyatakan dapat mengurangi pendarahan. Â Â
Tantangan lain yang muncul saat ini adalah penderita dapat menjadi resisten terhadap obat pembekuan darah tersebut. Dalam tubuh penderita, sekitar 20% hingga 30% dari penderita hemofilia A, dan 1% hingga 6% penderita hemofilia B mengembangkan antibodi inhibitor yang menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif. Isu ini menjadi satu tantangan tersendiri bagi para tenaga medis untuk dapat menemukan jalan keluarnya.
Hemofilia tidak dapat disembuhkan, namun dapat diminimalisir gejalanya. Berikut adalah cara-cara untuk meminimalisir gejala hemofilia:
- Faktor pembekuan konsentrat
Terbuat dari darah manusia (produk plasma yang diturunkan) atau diproduksi menggunakan sel rekayasa genetika yang membawa gen faktor manusia (produk rekombinan). Penggunaan konsentrat faktor menghapus atau menonaktifkan virus melalui darah.
- KriopresipitatÂ