Pemerintah di semua level, harus memanfaatkan momen pandemi ini dengan menunjukkan kinerja terbaik agar bansos menjadi pembuktian integritas diri pemerintah sebagai abdi negara. Pemerintah harus lulus ujian Integritas ini, agar citra pemerintah makin baik di mata masyarakat.
Lalu, bagaimana peran masyarakat luas terkait bansos di masa pandemi ini?
Pertama, masyarakat perlu menjalankan perannya sebagai fungsi pengawas. Sebagai bagian dari masyarakat, tugas kita seyogyanya adalah mengawasi, agar pemerintah juga mawas diri dalam bekerja. Kita perlu banyak mendengar dan membaca, agar dapat menjadi pengawas yang baik bagi pemerintah. Sikap acuh tak acuh terhadap pemerintah harus mulai ditinggalkan agar terbangun sistem yang semakin sehat.
Kedua, jangan ragu untuk melaporkan jika terjadi kesalahan. Sikap membiarkan justru bukan bentuk kepedulian yang baik. Melapor bukan berarti kita antipati terhadap kinerja pemerintah. Tentu saja melapor harus dilakukan dengan prosedur yang benar, bukan asal teriak dan memaki.
Jika kita menemukan kesalahan di tingkat RT, sampaikan secara baik-baik kepada Ketua RT dengan memberikan evaluasi dan saran-saran yang membangun. Jika tak ditanggapi dengan baik, kita perlu meneruskan laporan ke tingkat yang lebih tinggi.Â
Prinsip ini berlaku di setiap level pemerintahan. Poin pentingnya adalah mengevaluasi dan memberi masukan, bukan untuk membuat kegaduhan.
Ketiga, bansos ini mengingatkan kita kembali untuk bijak memilih pemimpin. Bukan hanya di level pemilihan presiden atau kepala daerah kita berani selektif dan adu argumen, tetapi juga saat pemilihan Ketua RT atau Kepala Desa. Memilih pemimpin yang tepat, adalah tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat. Memiliki pemimpin yang tepat, akan menolong kehidupan masyarakat menjadi semakin baik.
Keempat, bansos ini juga mengingatkan kita untuk turut berbagi, tidak hanya berharap dikerjakan oleh pemerintah saja. Untuk memberi kita tidak harus punya segala sesuatu.
Untuk memberi, kita cukup memiliki hati yang murah hati. Karena memberi pada dasarnya bukan soal banyak atau sedikitnya, tetapi bagaimana kita bisa saling memperhatikan antara yang satu dengan yang lainnya.
Saat segala sesuatu menjadi sulit seperti saat ini, setiap kita harusnya tidak berfokus untuk mengasihi diri sendiri. Jangan berpikir apa yang akan saya makan bulan depan, sementara tetangga sebelah rumah sudah tidak punya makanan sejak hari lalu. Ingatlah bahwa Tuhan tidak mungkin tak peduli, terutama bagi hamba-Nya yang peduli terhadap sesamanya.
Mari bersama saling bergandengan tangan, sama-sama saling memberi perhatian, agar kesulitan menjadi semakin ringan.