Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bansos dan Ujian Integritas bagi Pemerintah

18 Mei 2020   19:59 Diperbarui: 19 Mei 2020   08:42 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Warga membawa bingkisan berupa bantuan sosial dari Presiden di Cibeunying Kidul, Bandung, Jawa Barat, Senin (04/05). (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)

Pemerintah di semua level, harus memanfaatkan momen pandemi ini dengan menunjukkan kinerja terbaik agar bansos menjadi pembuktian integritas diri pemerintah sebagai abdi negara. Pemerintah harus lulus ujian Integritas ini, agar citra pemerintah makin baik di mata masyarakat.

Lalu, bagaimana peran masyarakat luas terkait bansos di masa pandemi ini?

Pertama, masyarakat perlu menjalankan perannya sebagai fungsi pengawas. Sebagai bagian dari masyarakat, tugas kita seyogyanya adalah mengawasi, agar pemerintah juga mawas diri dalam bekerja. Kita perlu banyak mendengar dan membaca, agar dapat menjadi pengawas yang baik bagi pemerintah. Sikap acuh tak acuh terhadap pemerintah harus mulai ditinggalkan agar terbangun sistem yang semakin sehat.

Kedua, jangan ragu untuk melaporkan jika terjadi kesalahan. Sikap membiarkan justru bukan bentuk kepedulian yang baik. Melapor bukan berarti kita antipati terhadap kinerja pemerintah. Tentu saja melapor harus dilakukan dengan prosedur yang benar, bukan asal teriak dan memaki.

Jika kita menemukan kesalahan di tingkat RT, sampaikan secara baik-baik kepada Ketua RT dengan memberikan evaluasi dan saran-saran yang membangun. Jika tak ditanggapi dengan baik, kita perlu meneruskan laporan ke tingkat yang lebih tinggi. 

Prinsip ini berlaku di setiap level pemerintahan. Poin pentingnya adalah mengevaluasi dan memberi masukan, bukan untuk membuat kegaduhan.

Ketiga, bansos ini mengingatkan kita kembali untuk bijak memilih pemimpin. Bukan hanya di level pemilihan presiden atau kepala daerah kita berani selektif dan adu argumen, tetapi juga saat pemilihan Ketua RT atau Kepala Desa. Memilih pemimpin yang tepat, adalah tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat. Memiliki pemimpin yang tepat, akan menolong kehidupan masyarakat menjadi semakin baik.

Keempat, bansos ini juga mengingatkan kita untuk turut berbagi, tidak hanya berharap dikerjakan oleh pemerintah saja. Untuk memberi kita tidak harus punya segala sesuatu.

Untuk memberi, kita cukup memiliki hati yang murah hati. Karena memberi pada dasarnya bukan soal banyak atau sedikitnya, tetapi bagaimana kita bisa saling memperhatikan antara yang satu dengan yang lainnya.

Saat segala sesuatu menjadi sulit seperti saat ini, setiap kita harusnya tidak berfokus untuk mengasihi diri sendiri. Jangan berpikir apa yang akan saya makan bulan depan, sementara tetangga sebelah rumah sudah tidak punya makanan sejak hari lalu. Ingatlah bahwa Tuhan tidak mungkin tak peduli, terutama bagi hamba-Nya yang peduli terhadap sesamanya.

Mari bersama saling bergandengan tangan, sama-sama saling memberi perhatian, agar kesulitan menjadi semakin ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun