Sudah 25 menit berlalu, pertandingan masih berlanjut. Kedua tim masih beradu dengan serunya.
“Kalian tengok, nih. Aku bakal maju sendirian.” Ucap Pulung.
“JANGG….”
Terlambat! Sekarang kondisi 4 lawan 5. Situasi ini langsung dimanfaatkan oleh lawan. Mereka membunuh satu per satu yang ada di tim Jojo. Akhirnya, lawan memenangkan pertandingan itu. Para penonton langsung bersorak begitu pertandingan telah selesai. Suaranya memecahkan keheningan.
“Pertandingan selesai! Kemenganan dipegang kembali oleh juara bertahan, Team Scrap.” Teriak MC dengan semangatnya.
“Bodoh kalian! Kenapa hanya menonton di balik rerumputan?” Pulung marah.
“Kaulah yang maju sendiri tadi.” Balas Tono.
“Kalau mau sok jago, jangan di sini.” Sambung Wawan.
Adu mulut tak dapat terelakan. Ruangan istirahat pun berubah menjadi ajang beradu argument. Masing-masing saling menyalahkan, kecuali Sugi dan Jojo yang mematung di pojok ruangan.
“Oke, aku akan keluar dari sini dan jangan hubungi aku lagi.” Pulung berteriak dan meninggalkan ruangan, yang kemudian disusul oleh Wawan dan Tono.
5 tahun kemudian, pada awal bulan Desember tahun itu, duduklah 2 orang pria yang sedang menikmati kopi di sore hari. Angin menabrakan dirinya ke kedua orang itu, membuat suasana berbeda dari biasanya. Pakaian hitam yang dikenakan pria itu sebagai tanda hati mereka sedang kcut dan dirundung oleh kedukaan.