Mereka langsung menyusun rencana dengan serius. Mereka menambah jam latihan dan saling serius demi memenangkan tournament itu.
Suatu hari, Tono dan Wawan tidak bisa ikut latihan karena suatu hal yang tidak diberitahukan kepada teman-temannya. Pulung kesal dengan nada yang semakin tinggi setiap kali dia bicara. Jojo dan Sugi tidak bisa berbuat apa-apa pada Pulung yang kepalanya sedang berasap itu.
Tono dan Wawan semakin sering untuk absen latihan. Pulung semakin marah, kepalanya seakan mau meletus yang entah kapan. Jojo dan Sugi bagaikan sebuah kompres yang gagal dalam menunaikan tugasnya.
Akhirnya, waktu yang ditunggu telah tiba. Mereka berlima pergi ke tempat dimana tournament itu diselenggarakan. Seluruh isi ruangan bersorak hingga memekakkan telinga. Ruangan yang cukup besar itu cukup untuk menampung sekita 2.500 orang. Di tengah kegelapan yang menyelimuti, terpancar sebuah layar lebar yang menyilaukan mata. Di tengah ruangan itu, berdiri seorang MC dengan semangat yang menggelora dan suara nyaring.
“Selamat dating di Merah Putih League….” Soraknya.
Masing-masing tim terlihar seius dan bertekad untuk memenangkan pertandingan.
Tim Jojo dan kawan-kawan mendapat giliran pertama untuk bermain. Dengan tegap mereka berjalan menuju posisi masing-masing. Adu mental dan strategi antara tim Jojo dan tim lawan pun dimulai.
“Berdoa dulu, kawan.” Ucap Pulung.
Pertandingan pun dimulai. Penonton semakin keras dalam berteriak menggaung di ruangan. Kedua tim saling bertukar poin dan saling balap-membalap. Dengan cepat, tim Jojo mengalahkan tim lawan dan maju ke babak kedua.
“Mantap semua!” Kata Tono.
“Yoi!” Balas Wawan.