"Aduh, saya ini kalau jalan lambat, Pak Kelinci. Pasti lama untuk sampai ke tempat Pak Matahari," ucap Pak Kura-kura, sambil menyebutkan warga yang bisa cepat kalau berjalan atau berlari.
"Pak Monyet sama Pak Kancil memang cepat kalau bergerak, Pak. Tapi mereka sadar kalau sering bicara yang ceplas-ceplos. Khawatirnya nanti Pak Matahari malah semakin marah dan cuaca semakin panas."
Pak Kura-kura menyimak penjelasan Pak Kelinci.
"Kalau Pak Kura-kura itu kami nilai sabar dan bicaranya sopan. Bijaksana, begitu. Pasti Matahari nggak akan marah kalau dengar penuturan Pak Kura-kura."
Pak Kura-kura tersenyum.
"Bagaimana, Pak Kura-kura? Apakah bisa membantu penduduk hutan?"
Pak Kura-kura terdiam beberapa saat. Dia tampak berpikir.
"Baiklah, Pak Kelinci. Saya akan coba bicara dengan Pak Matahari. Semoga saya bisa membantu."
***
Keesokan paginya, Pak Kura-kura berangkat ke tempat Pak Matahari berada. Keberangkatan Pak Kura-kura dilepas banyak penduduk Hutan Hijau. Mereka menyampaikan harapan agar perjalanan Pak Kura-kura selamat dan membawa kebaikan untuk lingkungan Hutan Hijau dan penduduknya.
Dengan pelan, Pak Kura-kura berjalan. Dalam hatinya terpanjatkan doa, agar dia bisa membantu penduduk Hutan Hijau.